BIMATA.ID, JAKARTA- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, berbagai langkah ditempuh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri, dan modern.
“Salah satunya dengan melakukan mekanisasi pertanian,” kata SYL dalam keteragan tertulisnya, Selasa (06/10/2020).
Mentan SYL pun merespon positif optimalisasi alat mesin pertanian (alsintan) sebagai langkah dalam upaya meningkatkan pertanian Indonesia. SYL menjelaskan, mekanisasi pertanian dengan memanfaatkan teknologi diharapkan mampu meningkatkan produksi padi tahun-tahun mendatang.
“Dengan teknologi, saya berharap, tidak ada penurunan produksi. Gunakanlah alat canggih yang ada, supaya bisa ekspor,” tutur SYL.
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, level mekanisasi pertanian Indonesia terus meningkat.
“Hal itu seiring dengan adanya bantuan alsintan secara besar-besaran untuk para petani sejak akhir tahun 2014,” sambung Edhy.
Edhy menjelaskan, jenis alsintan yang diberikan pemerintah antara lain traktor roda 2, traktor roda 4, pompa air, rice tranplanter atau alat penanam pagi, chopper, cultivator, excavator, hand sprayer.
“Selain itu, ada pula bantuan alat tanam jagung, backhoe loader, rotatanam, grain seeder, mist blower dan penyiang gulma dari pemerintah,” jelasnya. Menurut Edhy, dengan memanfaatkan bantuan alsitan tersebut, petani yang biasa panen sekali, kini bisa menjadi dua kali.
“Sedangkan yang biasanya dua kali, sekarang menjadi tiga kali dengan memanfaatkan Alsintan,” imbuh Sarwo Edhy.
Bukan hanya peningkatan hasil panen, menurut Edhy, alsintan ini berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani.
“Bantuan alsintan mampu menekan biaya operasional 35 persen hingga 48 persen dalam produksi petani,” tuturnya.
Sejak adanya mekanisasi ini, petani bisa membajak sawahnya satu hektar selama dua hingga tiga jam saja. Edhy menjelaskan, penggunaan alsintan modern juga dapat menyusutkan losses atau kehilangan hasil panen sebesar 10 persen.
“Dengan demikian, produksi yang dicapai petani lebih tinggi. Pendapatan petani pun ikut naik,” tegasnya.
Salah satu bentuk nyata yang dilakukan Kementan dalam mewujudkan mekanisasi pertanian adalah dengan memberikan bantuan alsintan untuk petani Kota Magelang, Jawa Tengah. Bantuan yang disalurkan melalui aspirasi Komisi IV Dewan Perwakilan Daerah (DPR) Republik Indonesia (RI) ini diberikan untuk tiga kelompok tani (Poktan) di Kota Magelang.
Penerima bantuan tersebut yakni Poktan Ngudi Makmur Kecamatan Magelang Utara, Poktan Tunas Jaya Kecamatan Magelang Tengah dan Poktan Makmur Selatan Kelurahan Magelang Selatan. Adapun bantuan yang diberikan berupa 1 unit cultivator, 1 unit pompa air, 5 unit hand spayer dan 1 unit mesin penanam padi atau rice transplanter untuk Poktan Ngudi Makmur, Kecamatan Magelang Utara.
Untuk Poktan Tunas Jaya dan Makmur Selatan, masing-masing berupa 1 unit cultivator. Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya meskipun Kota Magelang memiliki lahan pertanian yang sempit.
“Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Kota Magelang diharapkan dapat merumuskan dan mengoptimalkan lahan di wilayah setempat,” kata Sigit saat penyerahan alsitan secara simbolis di Ruang Sidang Dinas Pertanian dan Pangan Kota Magelang. Sigit meminta Disperpa memberikan pendampingan agar petani bisa tetap bertahan di masa Covid-19.
Anggota Komisi IV DPR RI Vita Ervina berharap, petani bisa merawat alsintan ini sebaik-baiknya. Ervina juga menjelaskan, pada 2021, Komisi IV DPR RI telah menyetujui anggaran agar Kementan RI memberikan bimbingan teknis (bimtek) pemeliharaan para petani penerima bantuan. “Bimtek ini tujuannya agar para petani memiliki pengetahuan yang baik untuk menjaga, merawat, dan memberdayakan secara terus menerus,” jelas Ervita.
(Bagus)