BeritaEkonomiEnergiNasional

Program B30 Masih Berjalan Sesuai Jalur

BIMATA.ID, JAKARTA– Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) berharap program mandatori biodiesel 30% (B30) tetap berjalan sesuai jalur (on the track) hingga akhir tahun.

Sebab, program tersebut bukan hanya telah berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, khususnya untuk ketahanan energi nasional, tapi juga mendongkrak harga tandan buah segar (TBS) sawit petani di Tanah Air.

Produksi biodiesel nasional pada Januari-Juni 2020 mencapai 4,80 juta kiloliter (kl) dan asosiasi tersebut berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga program tersebut tetap on the track, bahkan bisa memasuki babak baru dengan strategi baru. Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, program tersebut memang membutuhkan dukungan dari pemerintah, seper ti menaikkan pungutan ekspor ser ta pengaturan harga biodiesel dan solar agar tidak terjadi jarak.

“Meskipun pada pertengahan tahun harga minyak bumi terus turun karena Covid-19 tetapi program mandatory B30 ini harus tetap dilanjutkan dan berjalan,” ujar Paulus saat berbicara dalam Fellowship Journalist and Training Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Batch II yang digelar secara daring, pekan lalu.

Neraca perdagangan migas Indonesia jarang sekali surplus karena ketergantungan terhadap impor minyak cukup tinggi. Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk mendorong penggunaan biodiesel merupakan alternatif atau solusi yang harus tetap didorong. Paulus menuturkan, Indonesia memang merupakan produsen sawit terbesar di dunia dan merupakan sebuah fakta yang sudah diketahui.

Pemanfaatan sawit sebagai energy terbarukan merupakan solusi yang pas untuk mengatasi masalah defisit neraca perdagangan dan tentunya untuk mewujudkan ketahanan energi nasional. Aprobi secara khusus mengapresiasi Presiden Jokowi yang sudah berkomitmen menjalankan program B30 bahkan B100 dan secara perlahan sudah ada titik terang yang dimulai dari B30.

Apbrobi sebagai produsen biofuel membeli minyak sawit mentah (CPO) dari masyarakat dan perusahaan memproduksinya lagi menjadi FAME dan dicampurkan dengan solar, hasilnya sudah teruji dengan baik. Di sisi lain, penggunaan biodiesel juga mempengaruhi perubahan iklim dan mencegah terjadinya emisi gas rumah kaca karena biodiesel lebih ramah lingkungan.

“Program mandatori B30 diproyeksikan menyerap 9,60 juta kiloliter (kl) dan program B30 juga tidak menyebabkan ketimpangan harga CPO justru bisa menjaga harga CPO lebih stabil atau dengan kata lain tidak kanibal satu sama lainnya,” ungkap Paulus.

Program B30 telah menguntungkan petani karena harga tandan buah segar (TBS) bisa naik dan petani lebih sejahtera. Apabila strategi dan rencana sudah disusun dengan matang maka program B30 hingga B100 akan sukses, kapan lagi Indonesia bisa mengurangi ketergantungan minyak impor dengan memanfaatkan sawit.

“Harta atau kekayaan Indonesia yaitu sawit ini harus dimanfaatkan sehingga bisa tercipta ketahanan energy nasional, jika ketahanan energi sudah diwujudkan maka anggaran Negara lainnya bisa digunakan untuk pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan infrastruktur,” ujar dia.

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close