BeritaEkonomiNasionalUMKM

Optimis Realisasi PEN 100 Persen Di Akhir Tahun

BIMATA.ID, JAKARTA- Pemerintah optimistis realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tercapai 100% pada akhir tahun ini agar ketahanan ekonomi masyarakat terjaga dan  pergerakan angka pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik.

Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi KPCPEN (Satgas PEN) menyatakan, per-akhir September 2020 ini atau akhir Kuartal III/2020, realisasi penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional melebihi target Rp100 triliun, yaitu secara kumulatif Rp304,6 triliun atau 43,8 persen dari total anggaran sebesar Rp695,2 triliun.

“Sejak KPCPEN dibentuk 20 Juli 2020, secara kumulatif sudah direalisasikan Rp255,22 triliun untuk 4 sektor. Secara mingguan, bisa kita lihat realisasinya makin lama makin cepat,” ujat Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers Perkembangan Pemulihan Ekonomi Nasional.

Empat sektor yang dimaksud adalah sektor perlindungan sosial, UMKM, Kementerian/Lembaga dan Pemda (K/L/D), serta pembiayaan korporasi.

Dalam empat sektor itu Satgas PEN sudah menyalurkan pertambahan mingguan per-klaster PEN sebesar Rp 137,89 triliun. Sedangkan sektor pembiayaan korporasi akan mulai direalisasikan pada awal Oktober 2020 atau kuartal IV.

“Sampai akhir tahun kami optimis seluruh anggaran bisa terserap, sehingga bisa memberikan daya ungkit yang cukup tinggi bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat,” jelas Budi Gunadi Sadikin.

Secara spesifik ia menjelaskan pada kelompok pertama atau sektor perlindungan sosial ada Program Keluarga Harapan (PKH) sudah terealisasikan Rp36,3 triliun atau realisasinya 97,1% dari Pagu Rp37,4 triliun dengan 10 juta keluarga penerima manfaat atau 40 juta rakyat kategori miskin.

Lainnya, Program Kartu Sembako dengan pagu Rp 43,6 triliun sudah terealisasikan Rp31,9 triliun (realisasi 73,2%) kepada 19,4 juta penerima manfaat.

“Jika 1 keluarga terdiri dari 4 orang, ada sekitar 80 juta rakyat yang hidup di taraf ekonomi paling bawah sudah tersentuh oleh program pemerintah ini,” masih kata Budi.

Program bantuan sosial (bansos) tunai Non-Jabodetabek telah direalisasikan sebesar Rp24,8 triliun dan diterima 9,2 juta penerima. Ditambah Jabodetabek pagu keseluruhannya menjadi Rp39,2 triliun dengan realisasi keseluruhan 74,6% dan penerima manfaat menjadi 10,9 juta.

Pada program Kartu Pra-kerja sudah direalisasikan Rp19,46 triliun untuk menjangkau 5,48 juta penerima manfaat. Sedangkan Program Subsidi Upah/Gaji sebesar Rp 14 triliun telah direalisasikan dan akan terus berjalan hingga akhir tahun yang diberikan pada 11,65 juta pekerja yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta.

Program lainnya seperti BLT Dana Desa dan diskon listrik terus berjalan.

Pada sektor UMKM, realisasi program penempatan dana sebesar Rp 59 triliun untuk sumber dana penyaluran kredit UMKM di Indonesia.

Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif, berhasil direalisasikan Rp16 triliun kepada 6,6 juta penerima manfaat dalam bentuk hibah, menjadi modal awal bagi pengusaha mikro untuk bisa menggulirkan usahanya.

Satgas PEN juga telah menyalurkan program subsidi bunga kredit mikro kepada 7,67 juta debitur UMKM.

Pada sektor Kementerian/Lembaga yang mengkhususkan pada program padat karya, realisasi mencapai Rp12,76 triliun kepada sekitar 1,97 juta tenaga kerja.

“Terimakasih dukungannya selama ini, saya berharap Rp130 triliun lebih yang kita realisasikan dalam kuartal ketiga ini bisa bermanfaat maksimal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga. Mudah-mudahan lebih baik dibandingkan negatif lima persen di kuartal kedua,” kata Budi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyampaikan, “Terjadi percepatan penyerapan anggaran yang sangat signifikan untuk program pemulihan ekonomi nasional, tren realisasi positif terlihat, jika Juni ke Juli PEN terealisasi Rp2-3,05 triliun, Juli ke Agustus Rp63,93 triliun maka Agustus ke September realisasi mencapai Rp93,02 triliun”.

Realisasi sektor kesehatan sudah mencapai 24,9% atau Rp21,79 triliun dari Pagu Rp87,55 triliun.

“Kita tetap memastikan pagu ini akan terserap dan cukup tersedia bahkan untuk penanganan dan pengadaan vaksin, kita menyiapkan anggaran untuk itu,” jelasnya.

Pengadaan vaksin, termasuk rencana vaksinasi ke seluruh Indonesia, akan menjadi tanggung jawab lintas sektoral. Sedangkan sektor insentif usaha, realisasinya mencapai 22,9% atau Rp27,61 triliun dari Pagu Rp120,61 triliun.

Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi berkontraksi minus 5,3%. Namun proses pemulihan ekonomi terus berlangsung dan terus menguat pada Agustus dan diharapkan terus menguat pada September ini agar kontraksinya lebih kecil.

Kontraksi ekonomi Indonesia secara grafik disebut lebih baik dari negara-negara lain di dunia.

Indeks Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia meningkat ke level 50,8, sebelumnya di bulan Juli itu 46,9, menunjukkan dunia usaha sudah mulai melakukan ekspansi.

Indeks lainnya seperti indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan retail, penjualan mobil, konsumsi listrik sudah terlihat membaik.

“Ini semua sangat tergantung pada pemulihan kesehatan dan penanganan Covid-19. Kita tetap melakukan pemantauan perekonomian dan melewati fase ini dengan baik meskipun tantangan ketidakpastian tetap ada. Kita terus memperbaiki penanganan Covid-19 dan dukungan anggaran pemerintah kepada perekonomian,” kata Suahasil.

 

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close