BIMATA.ID, Jakarta – Anggota Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Andre Rosiade, membantah kalau Partai Gerindra memainkan politik dua kartu saat ini.
Hal itu disampaikan untuk merespons dugaan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, yang menyebut kenaikan elektabilitas Partai Gerindra sebesar 3,4 persen selama dua bulan terakhir terjadi sukses memainkan peran sebagai bagian dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan partai pengkritik Pemerintah RI.
Ketua Harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini mengatakan, elektabilitas Partai Gerindra naik karena kinerja seluruh kader baik di level eksekutif dan legislatif dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
“Kenapa Gerindra naik survei (elektabilitas), karena seluruh kader baik di eksekutif dan legislatif dirasakan kinerja oleh rakyat Indonesia,” kata Andre, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/10/2020).
Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menguraikan, bukti kinerja baik itu diperlihatkan oleh dua kader Partai Gerindra yang duduk di kursi Eksekutif, yaitu Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI dan Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
Begitu pula dengan kader Partai Gerindra yang duduk di kursi Legislatif baik di daerah maupun pusat, mereka rajin untuk menemui masyarakat secara berkala.
“Di Eksekutif, seperti Prabowo dan Edhy menunjukkan kinerja baik. Lalu, di DPR dan DPRD Tingkat I dan II dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan Anggota Legislatif Gerindra rajin turun ke lapangan menemui masyarakat,” urai Andre.
Legislator daerah pemilihan (Dapil) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) I ini membantah memainkan peran sebagai partai pengkritik Pemerintah RI di Partai Gerindra. Sebab, pernyataan yang disampaikan ke Pemerintah RI merupakan suatu yang objektif sebagai Anggota DPR RI.
“Saya ini orang yang sangat objektif dalam berkomentar dan kinerja sebagai DPR, yang baik dari kinerja Presiden saya dukung, yang jelek saya kritik secara santun dan solusi karena posisi partai kami dalam pemerintahan,” ujar Andre.
Sebelumnya, berdasarkan data yang dipaparkan Burhanuddin, elektabilitas Partai Gerindra pada Juli berada di angka 17,7 persen dan di September naik ke 21,1 persen. Burhanuddin menduga, keberhasilan menaikkan elektabilitas ini terjadi karena Partai Gerindra sukses memainkan dua kartu, yaitu sebagai bagian dari Pemerintah RI dan partai pengkritik Pemerintah RI.
[MBN]