BeritaEkonomiNasionalPertanianRegional

FKK Himagri Harap Petani Indonesia Siapkan Cadangan Logistik Untuk Antisipasi Krisis Pangan

BIMATA.ID, JAKARTA- Pandemi Covid-19 yang berkepanjang membuat sektor perekonomian di Indonesia kini berada dalam jurang resesi. Pemuda Tani Indonesia bersama Forum Komunikasi dan Kerja Sama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK Himagri) mengharapkan petani mampu mempersiapkan cadangan logistik untuk mengantisipasi kemungkinan krisis pangan dimasyarakat akibat pandemi ini.

Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohamad Hekal, ancaman krisis pangan bagi Indonesia semakin terasa kala pandemi ini, karenanya sangat penting membuat cadangan logistik pangan sesuai amanat UU Pangan No 18 tahun 2012 tentang Pangan.

Food Estate bisa menjadi jawaban bagi program Penyediaan Cadangan Logistik Pangan. Dimana program Food Estate ini bisa mengkolaborasikan antara tugas nya antara Menteri Pertanian dan Menteri Pertahanan serta banyak kementerian dan lembaga lainya, karena untuk menghindari krisis pangan dan energi sangat diperlukan kolaborasi semua pihak,” ungkap Hekal yang menjadi keynote speaker di webinar ini .

Kepala Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri menyatakan bahwa program food estate yang terus diupayakan pemerintah ini diharapkan akan mampu berdampak pada peningkatan kapasitas produksi. Caranya, melalui intensifikasi dan ekstensifikasi, diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, hingga pengembangan pertanian modern.

“Kami melakukan banyak upaya dan agenda, menyesuaikan dengan perubahan lingkungan serta kondisi global. Semua itu kami lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” papar Kuntoro.

“Menurut data strategi pelaksanaan Food Estate. Program ini direncanakan untuk 30.000 hektare, yang sudah dijalankan per 21 September 2020 untuk pembukaan lahannya di dua daerah di Kalimantan, yaitu di Kabupaten Kapuas seluas 20.000 hektare, dan Kabupaten Pulang Pisau 10.000 Ha,” kata Kuntoro lagi.

“Dan pada progres pelaksanaan food estate di Kalimantan, realisasi olah tanah sampai dengan 21 September 2020 seluas 3.360 hektare atau sekitar 11 persen. Dan kami targetkan proses ini sudah selesai akhir Oktober,” tandasnya.

Ketua DPP Pemuda Tani Indonesia, Fary Francis, juga berharap seminar yang diselenggarakan ini bisa membuat partisipan dari seluruh elemen pendukung pertanian, dari mulai organisasi serta asosiasi petani, nelayan, dan peternak, lembaga pemerintah dan daerah, hingga pelajar dan mahasiswa dari Sabang sampai Merauke mengerti bahwa pertanian merupakan identitas bangsa Indonesia yang terus harus dipertahankan.

“Indonesia ini negara agraris yang cocok ditanami oleh berbagai jenis tanaman. Dengan pertanian yang kita kembangkan akan bisa membuat Indonesia terhindar dari krisis pangan,” tandasnya.

Beberapa narasumber lain dalam seminar ini adalah Laksdya TNI A Octavian (Rektor Universitas Pertahanan) serta Guru Besar Universitas Jenderal Soedirman, Totok Agung.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close