BeritaEkonomiNasionalProperti

REI Minta Pengurangan Pajak Properti

BIMATA.ID, JAKARTA- Kenaikan properti di kuartal II 2020 masih jauh ketimpangannya. Karena kondisi tersebut, Real Estate Indonesia (REI) meminta tambahan relaksasi untuk sektor properti ke pemerintah.

Wakil Ketua Umum DPP REI Hari Ganie mengatakan, sampai saat ini, REI terus berusaha melobi pemerintah untuk kembali memberikan relaksasi pajak. Antara lain dalam bentuk penghapusan PPh 21, pengurangan PPh Badan, Penurunan PPh final sewa dari 10% menjadi 5%, sampai penurunan PPh final transaksi dari 2,5% menjadi 1% berdasarkan nilai aktual transaksi dan bukan berdasarkan NJOP (nilai jual Objek Pajak).

“Kami berharap ada keringanan perpajakan termasuk pajak daerah, nilainya dipotong, pembayaran ditunda, ini sangat kami ajukan, serta pengurangan biaya operasional mall, hotel, kantor, listrik, PDAM, kami minta diberikan stimulus oleh pemerintah. Kami sudah buat surat ke Presiden, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator bidang Ekonomi, Kadin, dan Apindo,” ujarnya.

Sebelum ada pandemi Covid-19, industri properti dalam 3-5 tahun terakhir kondisinya sedang tidak baik. Ditambah masa PSBB selama empat bulan kemarin merupakan pukulan yang sangat berat bagi para pelaku industri properti. Penjualan bisa dikatakan tidak menghasilkan pendapatan,

Sementara pengembang tetap harus menanggung beban dari sisi pengeluaran. Alhasil, rumah komersial turun 50% penjualannya, perkantoran turun 70%-75%, mal 85%, bahkan hotel anjlok hingga 90%-95%.

“Jangan melihat sektor properti sebagai sektor yang glamour, lihat properti secara komprehensif secara utuh yang punya peran strategis membangun Indonesia. Properti berikan kontribusi 2,7% ke PDB, ini kalah jauh dari negara tetangga yang bisa belasan sampai puluhan persen. Ini ada yang salah karena banyaknya hambatan dan kendala, harapan kami bisa ditingkatkan ke 10%. Apalagi, properti sektor yang 100% menggunakan konten lokal, sektor padat karya yang menyerap 30 juta tenaga kerja, yakni 19 juta dari sektor langsung dan 11 juta yang tidak langsung, dan 174 industri terkait, jadi perannya sangat strategis,” jelasnya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close