BIMATA.ID, JAKARTA- Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) tercatat telah terpasang 1.700 atap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tidak kurang dari 7.500 kW telah terpasang di Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Andhika Prastawa, mengaku pertumbuhan pengguna listrik tenaga surya sudah lebih baik dibandingkan saat pertama kali dikampanyekan. Pada 2017, tercatat baru hanya ada 600 kw.
“Pada tahun 2017 ketika GNSSA dibentuk, kapasitas PLTS atap yang terdaftar pada PLN baru sekitar 600 kW. Tahun ini, kapasitasnya telah naik menjadi 7500 kW,” kata Andhika dalam Virtual Press Conference GNSSA 2.0: Siap Beratap Panel Surya.
Dia menambahkan energi surya di Indonesia masih dapat dimaksimalkan potensinya. Energi surya memiliki potensi paling besar dibandingkan energi baru dan terbarukan lainnya yakni lebih dari 207,8 GWp. Namun, kapasitas terpasang per tahun 2018 masih 90 MWp.
Harus diakui Andhika, pemanfaatan listrik tenaga matahari ini perlu ditingkatkan kembali. Kolaborasi pun menjadi kunci dalam mencapai target satu juta atap menggunakan tenaga surya untuk kebutuhan konsumsi listrik.
“Sangat dibutuhkan kolaborasi yang lebih intensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, PLN, investor, pelaku bisnis,” kata Andhika.
Sehingga tingkat pemanfaatan teknologi listrik surya dapat tumbuh. Seiring dengan ketetapan capaian bauran energi terbarukan dalam Kebijakan Energi Nasional sebesar 23 persen pada 2025.
Selain lewat GNSSA, pemerintah memaksimalkan potensi energi surya dengan mendorong investasi di sektor EBT. Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris Yahya mengatakan saat ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT.
“Kami tengah melakukan berbagai upaya untuk mendorong investasi EBT termasuk dalam lini energi surya,” kata Harris.
Adapun upaya yang ditempuh dengan menciptakan pasar, perbaikan tata kelola pengembangan EBT, pengadaan PLT EBT berskala masif dan memberikan insentif dan kemudahan investasi. Pemerintah juga melakukan perbaikan regulasi agar penetrasi pemanfaatan listrik surya menjadi lebih tinggi. Sehingga dapat menjangkau 70 juta pelanggan listrik nasional.
“Kami berharap makin banyak pelaku bisnis yang menggunakan PLTS atap untuk penyediaan listrik,” Tutupnya.