Bimata

Mendagri Ngotot Tema Debat Pilkada Terkait Penanganan ‘Covid-19’

BIMATA.ID, Jakarta – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia (RI), Tito Karnavian, mengusulkan penanganan dampak Covid-19 menjadi tema sentral debat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Usulan ini disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

“Saya sudah mengusulkan kepada KPU untuk menjadi materi debat utama, yaitu peran Kepala Daerah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan dampak sosial ekonominya,” katanya, saat melantik penjabat sementara (Pjs) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Jakarta, Jumat (25/9/2020).

Tito menyampaikan, calon Kepala Daerah diharapkan terpacu untuk adu gagasan menghadapi keadaan riil yang saat ini terjadi di masyarakat. Apalagi, belum ada otoritas global yang bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir.

“Kita berdoa pandemi akan segera berakhir, apalagi jika ditemukan vaksin. Mudah-mudahan segera membaik,” imbuhnya.

Kemudian Tito menguraikan, calon Kepala Daerah yang nanti dilantik pada bulan Februari atau Juni 2021 akan menghadapi situasi yang nyata. Masalah yang akan dihadapi terkait dampak sosial, seperti pengangguran dan kemiskinan, serta dampak ekonomi yang dihadapi perusahaan maupun rumah tangga.

“Maka dari itu, materi debat yang saya sampaikan ke KPU yaitu mengenai gagasan untuk membuat pandemi Covid-19 yang dapat dikendalikan di wilayah masing-masing. Ini menjadi tantangan yang sebenarnya,” urainya.

Menurut Tito, langkah 309 daerah yang akan melaksanakan Pilkada penting untuk mendukung langkah Pemerintah Pusat. Menjaga kerumunan sosial merupakan faktor utama dalam pelaksanaan Pilkada kali ini. Oleh karenanya, pasangan calon (Paslon) peserta Pilkada harus mematuhi protokol Covid-19.

“Sedapat mungkin kerumunan sosial tidak terjadi. Kalau ada juga dibatasi betul. Tapi kami mendorong menggunakan media daring, baik media konvensional, TV, Radio, media cetak maupun online, dan lain-lain. Ini yang kita harapkan, adanya perubahan tata cara kampanye di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.

[MBN]

Exit mobile version