BIMATA.ID, Situbondo – Kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Situbondo selama beberapa bulan terakhir ini akibat adanya pengurangan stok pupuk dari pemerintah pusat.
Jatah pupuk di Kabupaten Situbondo yang sebelumnya 41 ribu ton, saat ini berkurang 50 persen, tinggal 20 ribu ton.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Situbondo, Sentot Sugiyono, mengatakan, sejak pandemi Covid -19 di Kabupaten Situbondo, sebetulnya pemerintah ingin memulihkan ekonomi, tapi ternyata pupuk subsidi itu dikurangi oleh pemerintah pusat.
“Dari jatah tahun 2019 sebanyak 41 ribu ton, namun saat ini hanya dapat 20 ribu ton,” ujar Sentot Sugiyono, Jumat (4/9/2020).
Menurutnya, akibat pengurangan jatah pupuk bersubsidi hingga mencapai 50 persen, pada awal September tahun 2020 ini, stok pupuk bersubsidi di Situbondo sudah habis. Selain itu, aturan untuk petani juga rumit, dengan adanya RDKK sampai dengan kartu tani.
“Jadi untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, para petani harus memiliki kartu tani dan kesiapan di lapangan belum sempurna,” katanya.
Sentot menegaskan, pihaknya sudah mengusulkan adanya tambahan stok pupuk subsidi melalui surat bupati ke Kementerian dan Gubernur Jawa Timur.
“Informasi dari Propinsi dalam minggu akan ada rapat, mudah mudahan ada tambahan alokasi. Itu saja yang kita harapkan, karena sektor pertanian sangat positif mendukung untuk pemulihan ekonomi,” pungkasnya.
Editor : Ozie