BeritaEkonomiPolitikRegionalUMKM

DWS Dengarkan Curahan Hati Pelaku UMKM Sleman

BIMATA.ID, SLEMAN— Pukulan telak terhadap perekonomian Indonesia di tengah pandemi covid-19 sangat dirasakan semua sektor, khususnya sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Tidak terkecuali usaha kerajinan tangan dari kertas daur ulang milik pasangan suami isteri Bibit Widayoko dan Diana Herawanti yang terletak di Dusun Blotan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Usaha yang dirintis sejak tahun 2012 tersebut bahkan sempat menghentikan produksi selama empat bulan, antara Maret sampai dengan Juni 2020 akibat sepinya pembeli.

Diana bercerita, sebelum pandemi Covid-19 terjadi dirinya bisa mendapatkan keuntungan antara tiga sampai empat juta rupiah setiap bulannya. Namun selama empat bulan pertama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, usaha miliknya tidak mendapat pemasukan sama sekali.

“Jangan untung, omset aja sama sekali nggak ada,” ujarnya.

Kejadian tersebut memaksa dirinya memberhentikan empat orang pekerja yang selama ini membantu produksi kerajinan tangan.

“Mau gimana lagi. Kami terpaksa, karena sudah tidak punya uang untuk menggaji karyawan, tambahnya.

Pasangan tersebut pun terpaksa banting setir menjalani usaha kuliner berupa nasi kebuli yang dipasarkan secara daring dengan memanfaatkan berbagai macam media sosial.

“Yang penting bisa dapat pemasukan,” imbuh Diana.

Diana bercerita, pada awal merintis usaha dia dan suaminya tidak menjual langsung produk yang sebagian besar berupa bingkai foto dan kotak kado kepada konsumen, tetapi dengan cara menitipkan ke salah satu toko oleh- oleh dan cinderamata terbesar di DIY.

Namun hal tersebut tidak berlangsung lama. Pasalnya, pembayaran hasil penjualan produk yang memakan waktu dua sampai tiga bulan dianggap terlalu lama.

“Namanya juga modal kecil, kalau harus nunggu selama itu modal jadi mandeg. Uangnya nggak muter,” kisahnya.

Diana dan suaminya akhirnya memilih untuk membuka toko sekaligus tempat memajang produk di rumah dan memanfaatkan media sosial Instagram untuk membantu pemasaran. Menurut Diana cara tersebut lebih efektif dalam memasarkan produknya.

“Lebih cepat laku. Walau omset belum besar, tapi putaran uang jadi lebih cepat,” lanjutnya.

Sekarang ini Bibit dan Diana berusaha merintis kembali usahanya dengan melibatkan anak- anaknya dalam proses produksi.

Hal tersebut dilakukan karena mereka belum sanggup kembali merekrut pekerja.

“Saat ini kami belum sanggup kalau harus menggaji karyawan. Jadi, kami libatkan anak- anak untuk membantu proses produksi dan memasarkan pakai Instagram. Pelan- pelan. Alhamdulillah sudah mulai ada yang beli lagi,” kata Bibit.

Bibit berharap jika DWS terpilih menjadi Bupati Sleman pada Pilkada 2020 dapat membantu sektor UMKM seperti dirinya untuk bisa berkembang, khususnya memperluas jangkauan pemasaran.

“Kami harap kalau besok Mas Danang terpilih (menjadi Bupati Sleman), bisa membantu usaha kecil seperti kami untuk berkembang. Khususnya kami minta dibantu dalam memasarkan produk, karena dalam kondisi modal yang terbatas, energi kami lebih banyak tercurah untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi,” harapnya.

(Bagus)

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close