BIMATA.ID, Luwu Utara – Banjir kembali melanda wilayah Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, setelah curah hujan tinggi mengguyur pada hari ini, Kamis malam (3/9/2020).
Banjir menggenangi jalan sekitar pasar lama, kota Masamba sampai depan Masjid Agung Syuhada Masamba. Tinggi air setinggi lutut orang dewasa.
Warga masyarakat yang dijumpai di sekitar lokasi banjir, Jefri (30) mempertanyakan fungsi tanggul geotextil.
“Kami mempertanyakan tanggul geotextil yang berfungsi sementara untuk menahan debit air sungai. Mengapa setiap hujan turun tetap banjir,” ujar Jefry.
Hal yang sama diutarakan Adam, Pemuda Masamba itu menyoroti geotextil bukan solusi.
“Masamba kali ini tergenang lagi bangunan tanggul pasir dan geotextile bukan solusi setiap malamnya warga masamba tidak tidur dan butuh rasa aman,” ungkap Adam.
Selain kota Masamba ada beberapa daerah yang juga terdampak banjir di Luwu Utara pada Kamis malam tersebut diantaranya daerah Nusa Kelurahan Marobo, Kecamatan Sabbang dan Dusun Pembasean Desa Patila, Kecamatan Tana Lili.
Diketahui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara, melakukan penanganan darurat dengan membuat tanggul darurat dengan menggunakan metode geotextil di sungai Masamba kecamatan Masamba, Sungai Radda kecamatan Baebunta dan di sungai Rongkong kecamatan Sabbang.
Editor : Ozie