Bimata

Perkembangan EBT Melambat Akibat Corona dan Rendahnya Harga Energi Fosil

BIMATA.ID, JAKARTA- Ketidakpastian ekonomi menjadi tantangan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), Presiden Komisaris PT Pertamina Power Indonesia Dharmawan H. Samsu menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena pandemi Covid-19.

Selain itu, terdapat tantangan yang bisa memperlambat pengembangan EBT pada masa pandemi Covid-19 yakni harga energi fosil yang rendah.

“Transisi energi adalah keniscayaan. Nah, yang penting ini pengembangannya bisa dikawal di Indonesia sehingga dapat mencapai tujuan yang sudah dicanangkan sebelumnya,” katanya

Pertamina berupaya untuk menggenjot bauran EBT sesuai dengan rancangan umum energi nasional (RUEN) sebesar 23 persen pada 2025 adalah dengan membuat subholding khusus untuk lebih fokus dalam pengembangannya.

Dharmawan menuturkan bahwa terdapat lima pilar dalam agenda transisi energi di Pertamina yaitu adalah pengembangan biofuel, kilang hijau, panas bumi, tenaga surya, dan juga baterai.

“Pembentukan subholding dari pertamina salah satunya adalah power and new renwable energy. Ini menunjukkan pertamina memberikan demonstrasi langsung bahwa fokusnya ditingkatkan terhadap agenda-agenda transisi energi  terbarukan,” ungkapnya.

Exit mobile version