BIMATA.ID, Jakarta- Optimalisasi produk perikanan yang ada di Indonesia kini memasuki babak baru setelah Pemerintah Indonesia meluncurkan sistem resi gudang (SRG). Dengan sistem tersebut, semua produk perikanan yang dimiliki para nelayan di seluruh Nusantara bisa dimanfaatkan lebih maksimal, karena akan disimpan di gudang beku (cold storage) SRG.
Pada tahap awal, Pemerintah menjanjikan akan mengoperasikan SRG di 15 gudang beku yang ada di seluruh Indonesia. Sistem tersebut diharapkan bisa membantu penyerapan seluruh produk perikanan yang sudah berhasil produksi oleh nelayan skala kecil, tradisional, maupun pelaku usaha besar.
Saat peluncuran yang digelar pada pekan lalu di Jakarta, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan bahwa SRG adalah sistem yang sangat baik dan akan berperan untuk memecahkan persoalan penyerapan produk perikanan di seluruh Indonesia.
“Peran resi gudang ini menjadi jalan keluar (persoalan itu),” ucap dia.
Dengan adanya SRG, nelayan di pesisir Nusantara yang selama ini kesulitan untuk memasarkan hasil produk perikanan, diharapkan tidak akan terjadi lagi. Semua produk perikanan, akan bisa dititipkan di SRG melalui penyimpanan di gudang beku.
Akan tetapi, walau sudah menjadi terobosan, SRG akan tetap membutuhkan kerja sama yang harmonis antar instansi Negara dalam prosesnya di lapangan. Dengan kerja sama yang sinergis, seluruh produksi perikanan yang dihasilkan nelayan dan pembudidaya ikan akan bisa diserap secara baik.
“Tidak ada lagi cerita produk perikanan yang sia-sia dan terbengkalai. Semuanya akan terserap dengan SRG,” jelas dia.
Selain SRG untuk produk perikanan, pada kesempatan yang sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga meluncurkan pasar laut Indonesia untuk menyerap seluruh produk olahan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kelautan dan perikanan.
Menurut dia, kehadiran pasar laut diyakini akan bisa menghidupkan kembali para pelaku UMKM yang ada di seluruh wilayah pesisir. Selama ini, banyak sekali produk UMKM pesisir yang bisa bersaing dengan non UMKM, namun terkendala pada proses pemasaran.
“Ini menggairahkan sektor kelautan dan perikanan, karena mayoritas dari sektor ini adalah para pelaku usaha kecil,” ucap Edhy.
Pasar laut Indonesia sendiri tidak lain adalah kegiatan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas UMKM sektor kelautan dan perikanan melalui fasilitasi dan bimbingan teknis. Dalam prosesnya, pelaku UMKM akan diberikan peningkatan akses dan perluasan untuk skema pembiayaan.
Selain itu, juga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan nilai tambak produk, peningkatan dan perluasan jangkauan pemasaran, serta penguatan kelembagaan usaha. Untuk proses tersebut, KKP sudah menyeleksi sebanyak 800 UMKM dari berbagai provinsi.
FID