BIMATA.ID, JAKARTA- Pemasaran secara digital, baik melalui media sosial atau fitur kunjungan secara virtual bisa dilakukan di waktu fleksibel, lebih aman, dan kemungkinan tidak melibatkan sales lebih banyak.
Ketua Properti dan Kawasan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sanny Iskandar berkata di masa pandemi saat ini, pengembang properti perlu berinvestasi pada struktur digital untuk keperluan pemasaran.
“Ada kemungkinan lebih santai dan bisa dilakukan kapan saja sesuai kesepakatan antara sales dengan calon pembeli. Tetapi memang kita tetap harus mengkombinasikan pemasaran secara digital dan konvensional, sebab calon pembeli tetap perlu melihat properti secara fisik,” jelas Sanny.
Dari kemajuan strategi pemasaran tersebut, segmen properti dengan sasaran kelas menengah ke bawah akan lebih menarik calon pembeli. Ia menilai, properti tersebut lebih bisa dijangkau oleh milenial dan produknya sudah memiliki prototipe yang sama.
“Sebenarnya untuk produk premium pun bisa demikian juga. Tetapi, biasanya peminat segmen produk properti adalah mereka yang kurang familiar dengan teknologi dan cenderung konvensional,” sambung dia.
Tetapi Sanny tetap berpendapat jika kombinasi antara pemasaran secara digital dan konvensional perlu dilakukan.
“Jadi tetap menemui tempat secara fisik harus dilakukan di saat terakhir atau close order. Nah pada proses sebelumnya, pemasaran melalui media sosial, video, hingga teknologi kunjungan virtual juga harus gencar dilalukan di awal,” kata dia.
kondisi pasar properti sangat berat di kuartal I dan II, namun gebrakan dari para pengembang dengan memberikan harga khusus, mulai menjangkau pembeli.
“Bisa dikatakan, kondisi bisnis properti semester I cukup jeblok. Maka diharapkan dengan mulai kembalinya aktivitas di pasar properti, ada pertumbuhan 20% sampai 30%,” tutup dia.