BeritaHeadlineNasionalPolitik

Deklarasi KAMI, PPP: Apakah Ini Gerakan Moral Atau Politik?

BIMATA.ID, Jakarta – Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mempertanyakan dideklarasikannya Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) yang disebut sebagai gerakan moral. Akan tetapi, dilihat dari pernyataan yang disampaikan oleh beberapa deklarator KAMI, hal ini bisa disebut sebagai gerakan politik.

“Itu sebagai sebuah gerakan moral ya bagus bagus saja, namun kalau dilihat dari pernyataan-pernyataannya itu sudah banyak muatan politiknya. Apakah ini gerakan moral atau gerakan politik, biarlah masyarakat yang menilai,” ucap Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PPP, Achmad Baidowi, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/8/2020).

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) ini menilai, dalam situasi politik saat ini, KAMI adalah gerakan moral. Sebab, untuk mengawasi kinerja Pemerintah sudah ada lembaga resmi, yaitu DPR RI, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Hal-hal seperti itu diatur secara konstitusional dalam konstitusi kita, termasuk juga pergantian kekuasaan, mau mengganti rezim dan semacamnya, ya lewat Pemilu bukan lewat jalan lain,” pungkas Baidowi.

“Tetapi sebagai sebuah kelompok yang berwadah berhimpun, ya tidak ada bedanya dengan kelompok-kelompok lain yang berhimpun,” lanjut Baidowi.

Kemarin, Selasa (18/8/2020), ratusan orang hadir dalam deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Deklator KAMI, yang juga mantan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhamadiyah, Din Syamsuddin menyatakan, KAMI adalah gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat, dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Adapun tokoh yang tergabung dalam KAMI, yakni Refly Harun, Marwan Batubara, Gatot Nurmantyo, Rachmawati Soekarnoputri, Bachtiar Chamsyah, dan Rochmat Wahab. Kemudian, Ahmad Yani, Ichsanudin Norsy, Said Didu, Habib Muhsin Alatas, Rocky Gerung, Laode Kamaluddin, MS Kaban, dan lain-lainnya.

[MBN]

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close