BIMATA.ID, JAKARTA- Sudah 4 Bulan Wisata jeep Merapi Mengalami Kelumpuhan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.
Salah satu pemilik jeep yang akrab dipanggil Heri mengatakan, setidaknya ada 800 orang yang menggantungkan hidup dari kegiatan pariwisata lereng Merapi. Para pengemudi jeep ini tergabung dalam Asosiasi Jeep Lereng Merapi (AJLM).
“Jumlah pemilik ini setidaknya ada 800 orang, tapi kalau ditambah dengan semua yang menggantungkan hidup dari wisata ini mungkin totalnya sampai 5000 orang karena plus anak istri juga. Selama pandemi kemarin benar-benar lumpuh, empat bulan tidak ada wisata,” ungkapnya.
Sekarang ini wisata Jeep sudah kembali dibuka dan AJLM juga tetap menerapkan standar keselamatan prosedur ketat termasuk syarat protokol kesehatan dalam masa kenormalan baru.
“Penumpang harus mengenakan helm, sabuk pengaman dan saat kenormalan baru, jumlahnya dibatasi hanya tiga orang. Armada juga dilengkapi dengan sekat fiber untuk memisahkan pengemudi dengan penumpang. Dari sisi pengemudi, paguyuban mewajibkan seluruhnya mengenakan pelindung kaki dan kepala. Selain itu, armada juga harus dilengkapi dengan perangkat radio komunikasi yang selalu terhubung dengan pos induk di pangkalan,” Katanya.
Politisi Fraksi Partai Gerindra asal Sleman Danang Wicaksana Sulistya (DWS), yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat di Sleman mengapresiasikan langkah AJLM yang selalu optimis dan terus menjalankan protokol kesehatan.
DWS juga mengusulkan pembuatan sistem pemesanan yang memanfaatkan teknologi informasi demi kenyamanan wisatawan.
“Praktiknya simpel, bikin aplikasi pemesanan dengan dual interface seperti transportasi online, sisipkan promosi atraksi menarik, dan berlakukan single tap ticketing. Wisatawan kan pasti inginnya simple, masuk bayar sekali sudah dapat semua atraksi menarik. Ini yang harapannya bisa diwujudkan,” ungkap DWS.
DWS juga sempat mencoba sendiri protokol kenormalan baru di wisata jeep Merapi dan ia pun mengharapkan wisata di lereng Merapi ini bisa bersinergi membawa kebaikan untuk masyarakat.