Bimata

Tina Toon Bervocal Masalah Banjir & Pendidikan

BIMATA.ID, JAKARTA- Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Agustina Hermanto (Tina Toon) Bukan hanya sebagai bunga demokrasi, Tina justru tampil menggigit. Ia terkenal fokus di persoalan banjir dan pendidikan di Ibu Kota.

Tina mengaku geregetan, dengan persoalan banjir. Terakhir, ketika dapilnya yaitu di Cilincing dan Kelapa Gading yang sampai lima kali kebanjiran medio Januari-Februari 2020 lalu.

“Kenapa (saya) kenceng, karena ini sudah lama siklusnya meningkat. Lima kali. Bayangkan! Itu sudah tidak bisa ditolerir. What happened?! Ini harus ada penjelasan Pemprov,” ujar Tina.

Saat itu Tina langsung mencari akar masalah banjir. Bersama dengan Walikota Jakarta Utara, dan Suku Dinas terkait, blusukan dan memperbaiki masalah banjir. Ia bercerita, sempat geregetan ketika pompa air tak kunjung datang.

“Aku sampai kenceng banget, nungguin mesin pompa dateng di ujung pengambilan airnya itu. Di sana, sembilan jam air nggak turun-turun,” ceritanya.

Seharusnya sudah bisa dibereskan. Namun sepertinya akan mundur. Karena terkendala Covid-19. Sebelum pandemi, pansus DPRD DKI sudah punya program yang akan dilakukan pada musim kering saat ini.

Soal pendidikan, Tina termasuk vokal. Bahkan semprotannya kepada Menteri Pendidikan Nadiem Makarim soal pendidikan jarak jauh, menjadi viral dan banyak didukung masyarakat.

Tina sempat memposting pendapatnya di Instagram miliknya, bahwa tidak semua orang itu kaya dan bisa melakukan aktivitas online. Ia berkelakar, apa Mas Menteri mau bayarin seluruh kuota anak didik? Kritik itu, katanya, didasari banyaknya aspirasi yang sampai kepadanya.

“Pendidikan jarak jauh heboh juga. Ini uneg-uneg banyak yang masuk. Bukan Jakarta saja. Tapi seluruh Indonesia. Kenapa keras, karena ini baru wacana dan harus dipatahkan,” Kata Tina.

Sebelum terlambat, sebaiknya disuarakan sebelum ada ‘ketok palu’. Baginya, jika sudah disahkan, demonstrasi seperti apapun menjadi tidak efektif. Karena sudah dilegislasikan.

“Wacana ini dipatahkan dulu. Online sekarang belum bisa lah. Jangan nanti dionlinekan, banyak yang putus sekolah. Di luar sana, nggak semua kaya. Jadi aku bilang, apa kuota (internet) semuanya mau dibayarin?” cetusnya.

Exit mobile version