BIMATA.ID, JAKARTA- Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, BUMN milik Pemprov DKI, Sudirman Said menyampaikan pembangunan sektor energi membutuhkan kebijakan yang konsisten, situasi kebijakan energi kerap berganti-ganti, inkonsistensi, serta tidak dapat diprediksi.
“Karakter pembangunan di sektor energi selalu membutuhkan investasi besar, padat modal dan teknologi, serta memerlukan waktu panjang untuk mencapai titik impas,” kata Sudirman
Sudirman menyebut karena kapasitas keuangan terbatas maka Indonesia sudah pasti memerlukan kemitraan investasi internasional untuk mengembangkan sektor energi nasional.
“Investor sektor energi di dunia selalu membutuhkan keberlanjutan dan konsistensi kebijakan. Iklim investasi ini yang harus dibangun, bila kita mau mengembalikan sektor energi sebagai lokomotif pemulihan ekonomi ke depan,” kata pria yang juga Ketua Institut Harkat Negeri tersebut.
Sudirman menilai sektor energi nasional dalam kondisi pertumbuhan yang tidak memadai.
Proyek-proyek yang dalam segmen pipeline ditunda atau dibatalkan yakni sebab utamanya adalah kebijakan energi yang tidak konsisten.
“Di tambah lagi adanya beban politik populis, dan kecenderungan mengabaikan pandangan teknokratis. Wajar jika para investor internasional berfikir ulang untuk masuk ke dalam sektor energi di Indonesia,” urainya.
Kebijakan energi harus mengarah pada dipacunya sektor energi besar-besaran di antaranya dengan cara kembali ke alam, perkuat teknokratik dan minimalkan polititisasi, ikuti best practices global, dan minimalkan konflik kepentingan.