BeritaEkonomiPertanianRegional

Pupuk Subsidi Sulit Didapat, Petani Kendal Terancam Gagal Panen

BIMATA.ID, JAKARTA- Pupuk bersubsidi di Kabupaten Kendal sudah mulai langka dan sebagian distributor kehabisan. Akibat kelangkaan pupuk bersubsidi ini puluhan ribu petani di Kendal kelimpungan dan mereka terancam mengalami gagal panen.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kendal, Tardi   mengatakan, gejolak yang terjadi karena pupuk bersubsidi habis menyebabkan petani kesulitan mencari pupuk. Hal itu karena kebutuhan pupuk tidak seimbang dengan alokasi yang disiapkan pemerintah.

‘’Lebih banyak kebutuhan pupuk bila dibanding dengan pasokannya. Ada pupuk non subsidi, tetapi harganya lebih mahal,’’ katanya, Kamis (09/07/2020).

Dikatakan, pupuk urea kebutuhan berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) 33.189 ton. Namun pada 2020 hanya dipasok 20.700 ton. Jumlah itu bila dibanding 2019 mengalami penurunan 4.050 ton.  Demikian pula pupuk jenis SP-36 dari kebutuhan 13.218 ton hanya terdapat 3.013 ton. Pupuk ZA dari kebutuhan 12.654 ton disediakan oleh pemerintah hanya 4.929 ton, pupuk organik dari 17.792 ton dipasok 5.300 ton, dan NPK dari 28.172 ton dipasok 14.590 ton.  ‘’Pemerintah pusat harus ikut memikirkan nasib petani. Ketika saat ini Indonesia sedang dilanda pandemi virus korona, tetapi jangan hanya memikirkan soal korona. Kementerian Pertanian harus memikirkan  nasib petani,’’ tuturnya.

Dia mengatakan, jika petani kesulitan mendapatkan pupuk, program pemerintah untuk meningkatkan produksi hasil pertanian terancam tidak sesuai harapan. Apalagi untuk menuju swasembada pangan, tentunya akan lebih sulit tercapai.  ‘’Luas lahan pertanian di Kendal mencapai 121.126,12 hektar dengan jumlah petani penerima pupuk bersubsidi 73.293 petani,’’ imbuh Tardi.  Sementara itu Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Kendal, Pandu Rapriat Rogojati, mengatakan, penggunaan pupuk dilihat dari berbagai sektor, salah satunya pola tanam. Pemerintah tentu telah mempertimbangkan kebutuhan petani akan pupuk. Namun, praktiknya di lapangan, petani kerap menambah standar pupuknya. Kondisi tersebut kerap menyebabkan pasokan pupuk menipis.  ’Kami sudah mengajukan tambahan alokasi pupuk kepada Kementerian Pertanian yang terdiri atas urea 4.500 ton, SP-36 2.050 ton, ZA 1925 ton, dan NPK 500 ton,’’ tuturnya.

 

Tags

Related Articles

Bimata
Close