BeritaEkonomiNasionalProperti

Program Tunjuk Rumah DP Nol Persen BNI Syariah

BIMATA.ID, JAKARTA- BNI Syariah resmi meluncurkan Program Tunjuk Rumah BNI Griya iB Hasanah yang membebaskan uang muka atau DP 0%. Program ini bertujuan mempermudah dan membantu masyarakat yang ingin memiliki rumah di masa pandemi covid-19.

Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah Iwan Abdi mengatakan, program ini dapat diikuti oleh nasabah fixed income seperti karyawan BUMN/ BUMD (beserta anak perusahaannya), TNI, Polri, Regulator (BI, OJK, KPK) dan dokter. “

“Program ini untuk pembelian rumah baru, apartemen baru pada developer baik yang sudah maupun yang belum bekerja sama dengan BNI Syariah,” kata Iwan.

Khusus untuk pembelian rumah ke developer yang belum melakukan kerja sama dengan BNI Syariah, menurut Iwan kondisi rumah harus sudah ready stock. Kemudian memiliki sertifikat dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sudah pecah per unit (split).

Program Tunjuk Rumah dengan bebas uang muka atau DP 0% ini berlaku sampai Desember 2020. Namun, karena program ini menggunakan tarif khusus, periode penjualan dibatasi oleh ketersediaan kuota.

Iwan melihat, ada antusiasme dari cabang BNI Syariah dan tingginya permintaan calon nasabah KPR BNI Syariah terkait program ini. Ia pun berharap, program KPR Bebas Uang Muka bisa menumbuhkan antusiasme pasar properti secara nasional.

Lebih jauh ia menjelaskan, kelebihan program KPR Bebas Uang Muka di BNI Syariah adalah adanya prinsip 5B (baca: Lima Bebas) yaitu nasabah bebas administrasi untuk akad Murabahah, bebas provisi, bebas appraisal, bebas penalti, dan bebas gharar.

Kelebihan lainnya, kata Iwan, berupa perasaan tentram dan tenang karena sesuai prinsip syariah. Saat ini BNI Syariah sendiri sudah bekerja sama dengan lebih dari 1.000 developer seluruh Indonesia.

Iwan menuturkan, BNI Syariah menargetkan volume transaksi Rp300 miliar atau 1.000 nasabah untuk program Tunjuk Rumah BNI Griya iB Hasanah dengan bebas uang muka atau DP 0% sampai akhir tahun 2020. Diharapkan program ini dapat berkontribusi sebesar 20% dari target bisnis pembiayaan perumahan secara keseluruhan, sampai dengan akhir tahun.

Untuk mencapai target tersebut BNI Syariah sudah menyiapkan beberapa strategi. Di antaranya adalah sosialisasi kepada developer rekanan BNI Syariah, melakukan strategi marketing baik offline maupun online dan berpartisipasi di acara event/kegiatan terkait griya.

“Alhamdulillah sampai dengan Maret 2020, outstanding pembiayaan KPR BNI Syariah yaitu BNI Griya iB Hasanah berada di posisi Rp13,58 triliun dengan pertumbuhan 11,86% year on year,” tandasnya.

Sebelumnya, Pengamat Properti sekaligus Business Development Executive Ray White Indonesia Robby Simon mengatakan, pasar properti tanah air mulai membaik di kuartal II/2020. Pasalnya, ia melihat daya beli terlihat bergerak positif.

“Daya beli masih ada dan institusi finansial juga masih bergerak positif. Saya lihat bisnis properti akan semakin cepat pulih dan semoga mulai mengarah pada kondisi pemulihan di semester II/2020 ini,” kata Robby baru-baru ini.

Ia mengakui, pada awal tahun 2020 pasar properti Tanah Air sejatinya sudah menunjukkan gelagat yang cukup baik. Tercatat realisasi investasi properti mencapai Rp100 triliun dengan jumlah proyek baru sebesar 1.245 proyek di seluruh Indonesia. Sayangnya, permulaan yang apik ini, harus terganggu pandemi covid-19.

Ia mencatat, pada kuartal pertama 2020, pasar properti di Jabodetabek mengalami penurunan sebesar 50,1%. Sementara pasar properti di Surabaya hanya tergerus sebesar 20% hingga 30%.

“Dan penurunan ini pun bukan disebabkan karena daya beli yang tidak ada, tetapi lebih disebabkan karena psikologi pembeli saja. Hanya karena psikologi saja, konsumen menunda pembelian. Jadi tinggal bagaimana mengubah persepsi mereka,” tuturnya.

Saat ini, kata dia, strategi marketing harus diubah karena covid-19 menjadi pertanda selesainya masa industrialisasi dan dimulainya masa digitalisasi informasi. Jadi, model promosi yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

“Properti adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia, tetapi market saat ini lebih banyak berbicara tentang kebutuhan. Ada dua kriteria properti yang diminati dan cepat laku, pertama hunian yang ready stok dan kedua rumah second yang nilai jualnya dibawah pasar,” imbuhnya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close