BIMATA.ID, JAKARTA- Anggota Komisi III DPR RI Aboebakar Alhabsyi mengutuk aksi pembakaran foto Habib Rizieq Shihab oleh sekelompok massa saat aksi demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR/DPD RI Senayan, Jakarta.
Aksi pembakaran foto Habib Rizieq adalah tindakan yang tidak dapat ditoleransi, hal itu seharusnya tidak boleh dilakukan dalam sebuah aksi unjuk rasa.
“Tindakan tersebut termasuk perbuatan menyatakan permusuhan dan kebencian. Seharusnya aparat memproses mereka dengan pasal 156 KUHP,” kata Habib Aboebakar.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, seharusnya aparat bertindak sigap dengan kondisi saat ini, jangan sampai polisi terlihat cekatan ketika menerima laporan dari satu pihak.
Kalau ada laporan dari pihak lain terlihat kurang sigap atau bahkan slow respons. Karenanya dia mengingatkan, bahwa setiap tindakan yang diambil oleh aparat akan selalu menjadi sorotan publik.
“Tentu kita semua tidak ingin masyarakat melihat Polri seolah berat sebelah. Jika dulu pada kasus Ahmad Dani, laporan soal tindakan ujaran kebencian bisa diproses dengan cepat, tentunya pada kejadian saat ini hal serupa bisa dilakukan,” ungkapnya.
Habib Aboe mengaku khawatir, jika aparat tidak bertindak sebagaimana mestinya, nantinya ada yang mengambil langkah sendiri, mereka bisa melakukan tindakan eigen rechting atau perbuatan main hakim sendiri.
“Tentunya ini tidak boleh terjadi. Lebih baik polisi segera melakukan tindakan, apalagi banyak rekaman yang sudah beredar, sehingga cukup mudah mengidentifikasi siapa saja yang terlibat dan siapa saja yang harus bertanggung jawab,” pungkasnya.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan video aksi pembakaran poster bergambar Habib Rizieq Shihab. Dalam video, terlihat pentolan Gerakan Jaga Indonesia (GJI) Budi Djarot memberi komando.
Budi mengatakan, Habib Rizieq telah mengkhianati negeri dengan tidak menerima kemenangan Joko Widodo di pilpres. Diapun menyerukan penolakan terhadap kepulangan Rizieq.
“Jadi silakan saja teman-teman, ini manusia sampah yang tidak boleh ada di sini, dan ketika nanti mau pulang kita tolak ramai-ramai,” kata Boedi dalam video itu.