Bimata

Permasalahan PPDB tak Hanya Terjadi di Jabodetabek, Kisruh PPDB Juga Terjadi di Kota Padang

BIMATA.ID, Padang – Bahkan orang tua murid sempat menghadang mobil dinas Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang lantaran kecewa anak mereka tak diterima di SMP negeri, permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tak hanya terjadi di Jabodetabek. Kisruh PPDB juga terjadi di Kota Padang, Sumatera Barat. Pengadangan tersebut berawal dari aksi unjuk rasa ratusan orangtua murid di DPRD Kota Padang, dilansir dari. WARTAKOTA [COM] Rabu (8/7/2020).

Para orang tua tersebut protes lantaran anak mereka tak diterima di SMP negeri Mereka menyampaikan aspirasinya ke anggota DPRD Kota Padang dan menunggu hasil pertemuan antara DPRD dengan Dinas Pendidikan Padang, Puluhan orangtua siswa yang anaknya tidak lulus tampak mengejar mobil Kepala Dinas Pendidikan Habibul Fuadi yang mau meninggalkan halaman gedung DPRD Padang.

Video kejadian itu viral di media sosial YouTube dengan judul.

“mobil kadis Pendidikan Padang diserang wali murid saat meninggalkan DPRD Padang”. “Agiah (beri, red) jawaban Pak Kadis,” teriak wali murid yang mayoritas emak-emak itu.

Terlihat emak-emak itu mengejar dan mencegat mobil Kepala Dinas Pendidikan Habibul Fuadi. Sementara petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang berusaha menghalang-halangi emak-emak itu, Salah seorang orangtua siswa, Yeni (48) mengatakan, dirinya tidak mampu menyekolahkan anaknya di sekolah swasta karena biaya yang mahal.

“Mana sanggup bayar sekolah swasta. Kondisi sekarang sudah susah. Untuk makan saja sudah susah mana ada bayar uang sekolah swasta,” kata Yeni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Padang Habibul Fuadi mengatakan, kapasitas SMP negeri tidak mampu menampung semua lulusan SD di Sumbar.

“Kita minta orangtua paham bahwa SMP negeri tidak mampu menampung semua lulusan SD. Hanya mampu 60 persen saja dari lulusan SD,” jelas Habibul.

Saat ini, jumlah tamatan SD di Kota Padang berjumlah 15.836 siswa, sedangkan daya tampung SMP negeri yang ada di Kota Padang hanya sanggup menampung 8.697 siswa.

“Hanya 60 persen yang bisa diterima di SMP negeri. Sisanya tentu bisa di swasta atau MTs,” jelas Habibul.

Editor : Ozie

Exit mobile version