BIMATA.ID, Jakarta- Percobaan vaksin Virus Corona siap dilakukan di Indonesia oleh Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) bersama Bio Farma dan Sinovac Biotech, China.
Untuk awalan, pengujian secara klinis vaksin Covid-19 tersebut rencananya akan dilakukan di Kota Bandung, terhadap 1.620 subjek.
Ketua Tim Riset FK Unpad Prof Kusnandi Rusmil mengungkapkan, penelitian vaksin ini memiliki dua tahap pre-clinical trial dan clinical trial. Pada tahap pre-clinical trial, dilakukan pencarian anti gen yang stabil secara fisik dan kimia.
“Untuk menjadi vaksin jadi harus ada penelitian yang panjang, mulai dari pre clinical trial dan clinical trial,” ungkap Kusnadi dalam konferensi pers yang dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Jalan Prof Eyckman, Kota Bandung, Rabu (22/7/2020).
Kusnadi menjelaskan, pada tahap pre-clinical trial setelah anti gen stabil secara fisik dan kimia kemudian dilakukan uji coba kepada monyet dan hasilnya aman. Lalu, tim peneliti melakukan uji coba fase pertama, yakni dilakukan kepada 50 sampai 100 orang sukarelawan di China.
Pada fase 1, 50 orang yang dilakukan uji coba menghasilkan zat anti penyakitnya. Setelah fase 1 berhasil, harus dipublikasikan secara internasional kemudian masuk ke majalah ilmiah dan ke WHO melalui clinical trial.
Setelah dipublikasikan dan semua orang bisa membacanya, kemudian masuk fase 2, dengan jumlah subjek yg digunakan kurang lebih ada 400 orang. Hal tersebut untuk melihat keamanan dan efektifitas vaksin tersebut.
“Sudah diuji coba juga kepada monyet, ternyata vaksin ini aman pada monyet dan membentuk zat anti, sudah pada binatang baru boleh pada manusia. Harus dicoba pada manusia karena diperuntukkan untuk manusia masuk lah fase satu pada manusia. Ternyata aman, tidak menyebabkan penyakit, tidak menyebabkan masalah. Uji coba pada fase 1 dan 2 tersebut telah dilakukan di China dan hasilnya bagus dan telah dipublikasikan sesuai dengan standar. Semua orang dapat mengakses hasilnya, saat ini di Indonesia masuk pada fase ke- 3,” ungkap Kusnadi.
Setelah lulus uji coba pada fase ketiga, maka vaksin akan siap dipasarkan. Pada fase ketiga ini, Kusnadi menyebutkan, selain melihat keamanannya pada fase ini, dilakukan multicenter yakni dilakukan di beberapa negara seperti Amerika Latin, India, Bangladesh, Indonesia dan di Chile. Jika salah satu negara uji coba aman, maka vaksin akan siap diedarkan.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, bahan yang digunakan pada uji coba ini berasal dari virus yang dimatikan. Virus yang dimatikan tidak akan menyebabkan penyakit Covid-19, tetapi dari hasil penelitian yang ditemukan virus tersebut menimbulkan zat anti penyakit.
“Jadi bisa mencegah penyakit ini, tapi ada kekurangannya. Suntikannya ga bisa sekali, minimal dua kali. Nantinya setelah disuntikkan dua kali, (baru) enam bulan kemudian kita ambil darahnya, kita lihat apakah kadarnya itu bagus atau tidak,” katanya.
Kusnadi mengungkapkan, uji coba klinis terhadap vaksin ini akan dilakukan pada Agustus 2020 mendatang. Subjek yang akan diujikan, yakni pada rentan usia produktif pada 19 hingga 50 tahun. Pengujian ini nantinya akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komite etik Unpad.
“Awal Agustus, penetuan usia 19-50 tahun karena itu yang produktif sehingga bisa bekerja dengan baik. Sehingga dapat bekerja dengan bagus. Sasarannya itu orang-orang yang bekerja sehingga negara kita tidak defisit,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Penelitian Uji Coba Vaksin Eddy Fadlyana mengungkapkan, pihak Bio Farma memberikan kepercayaan uji coba klinis kepada Unpad dikarenakan Unpad telah lebih dari 20 tahun melakukan uji coba terhadap vaksin.
Uji coba ini akan dilakukan di Kota Bandung, kepada 1620 subjek, dengan menggunakan 6 site penelitian, satu site di sini eikman, satu site di Balai Kesehatan Unpad dan empat site di puskesmas.