BIMATA.ID, JAKARTA- Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, ketahanan energi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 dinilai cukup baik. Dari sisi indikatif terutama suplai berjalan dengan baik, tidak ada gangguan atau keluhan masyarakat selama pandemi.
“Bahkan untuk PLN dengan kesiapannya membuat suatu cadangan yang cukup signifikan sehingga tidak terjadi blackout atau gangguan di berbagai wilayah Indonesia di kota-kota besar,” ujarnya
Dari sisi BBM memang menurun drastis di tengah pandemi. Hal ini tentu sangat memengaruhi cashflow Pertamina. Meski begitu, Pertamina tetap berkomitmen dan menyalurkan BBM ke seluruh wilayah Indonesia.
“Begitu juga dengan elpiji 3 kg, meski ada kelangkaan hanya di beberapa wilayah namun Pertamina cukup sigap,” ungkapnya.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengatakan, khusus untuk transportasi kendaraan memang demand berkurang hingga 50%. Bahkan untuk pasokan bensin, solar, minyak tanah berlebih.
“Gas juga cukup berlebih karena demand berkurang. Beberapa industri juga menahan produksinya. Pada pandemi itu kita kelebihan stok karena demand berkurang,” ungkapnya.
Menurut Djoko, secara umum ketahanan energi Indonesia masih dalam kategori tahan dengan skor di angka 6,44. Untuk ketersediaan batubara bisa mencapai 60 tahun ke depan untuk saat ini.