Bimata

Inilah Energi Baru Penekan Impor LPG

BIMATA.ID, JAKARTA- Kementerian ESDM melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (Badan Litbang ESDM) mencatat impor liquified Petroleum gas (LPG) ke dalam negeri mengalami peningkatan setiap tahun.

Kepala Badan Litbang ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, untuk menekan impor dan mengurangi ketergantungan LPG, pemerintah bermaksud mendorong gasifikasi batu bara guna mensubstitusi bahan bakar gas cair tersebut.

“Ini menjadi tekanan bagi pemerintah dan keekonomian, salah satu penyebab di situ,” ujarnya.

Lewat teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang kemudian akan diproses kembali menjadi produk yang bernama dimethyl ether (DME). Selain batu bara, bahan baku DME bisa berasal dari CBM, biomassa, gas bumi hingga limbah.

Adapun saat ini dua perusahaan pelat merah, yakni PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk telah menjalin kerja sama dalam proyek gasifikasi batu bara untuk menghasilkan DME dan diharapkan bisa menjadi produk substitusi LPG di masa mendatang.

“Batu bara yang dimanfaatkan ialah batu bara kualitas rendah, yang harganya bisa didapatkan di angka USD20 dolar per ton,” katanya.

Selain sebagai subtitusi LPG, lanjut Dadan, DME pun bisa digunakan untuk bahan bakar transportasi seperti truk diesel (dicampur dengan LGV), refrigerants, penggunaan gas rumah tangga, hingga industrial burner (pemantik api dengan skala kebutuhan pabrik).

Hingga saat ini, Balitbang ESDM telah melakukan beberapa tahapan pengkajian DME. Yang terbaru, Balitbang ESDM telah selesai melakukan uji terap DME untuk rumah tangga di beberapa titik wilayah.

Exit mobile version