BeritaRegional

Fenomena PPDB Jalur Zonasi Sekolah di Pinggiran Kekurangan Siswa

BIMATA.ID, Banyumas – Mulai dari proses penerapan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang banyak  masalah, hingga berakhirnya masih menuai persoalan Banyak sekolah  milik pemerintah mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA yang mengalami kekurangan siswa Kekurangan siswa terjadi di sekolah negeri Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara Jawa Tengah. Sejumlah sekolah negeri khususnya di wilayah pinggiran dan pedesaan banyak yang kekurangan siswa.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Banjarnegara Noor Tamami mengatakan, ada belasan SD dan delapan SMP di Banjarnegara , yang kekurangan siswa.

Sebagian besar sekolah yang kekurangan siswa berada di wilayah pinggiran, yang letaknya di dekat sawah dan tegalan. Jauh dari pemukiman penduduk.

“Dengan diterapkan sistem zonasi, menurut dia, sekolahnya tetap kekurangan siswa,” kata Tamami.di Kabupaten Banyumas. Banjarnegara Jawa Tengah. dilansir dari PIKIRAN RAKYAT, Senin (6/7/2020).

Hal itu disebabkan jumlah pertumbuhan penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah SD negeri di wilayah ini. Akan tetapi hal tersebut juga terjadi karena kuota yang diterima banyak, sementara jumlah siswanya kurang.

Solusinya, saat ini pihaknya tengah melakukan kajian untuk melakukan penggabungan sekolah yang masih kekurangan siswa dan lokasinya berdekatan, khususnya SD.

“Kami sedang mengkaji, kalau memang sekolahnya berdekatan, jumlah muridnya berkurang ya memang harus regrouping, aturannya seperti itu,” katanya.

Meskipun ada yang kekurangan, ada beberapa sekolah yang kelebihan pendaftar. Di antaranya SMP Negeri 1 Banjarnegara dan SMP Negeri 2 Banjarnegara .

Sementara Kasubag Perencanaan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas , Sutomo mengatakan, di Banyumas ada delapan SMP negeri yang kekurangan pendaftar.

“Sebagian besar sekolah tersebut berada di wilayah pinggiran dan pedesaan, pada PPDP tahun sebelumnya, daya tampungnya sekolah itu juga tidak terpenuhi,”jelasnya.

Ke delapan SMP milik pemerintah yang kekurangan peserta didik dalam pendaftaran gelombang pertama tersebut, antara lain SMP 4 Kedungbanteng kekurangan sebanyak 12 siswa, SMP 3 Gumelar 13 siswa dan SMP 2 Gumelar kekurangan 2 siswa.

Kemudian SMP 3 Wangon kekurangan 35 siswa, SMP 3 Lumbir 4 siswa, SMP 3 Karanglewas 1 siswa, SMP 2 Kemranjen 38 siswa dan SMP 4 Kalibagor kekurangan sebanyak 6 siswa.

Sutomo menambahkan, sekolah yang kekurangan pendaftar diberi diberi kesempatan membuka pendaftaran gelombang kedua secara offline.

“Akan tetapi Dinas juga memberikan batasan, jika sampai batas pendaftaran gelombang kedua ditutup, ternyata daya tampungnya tidak terpenuhi juga, maka mau tidak mau pendaftaran harus ditutup dengan jumlah peserta didik yang ada,” terangnya.

Dia menambahkan, jika pendaftaran gelombang kedua sudah selesai, maka pihak sekolah juga sudah tidak boleh lagi menerima siswa, kecuali siswa pindahan dari sekolah lain masih diperbolehkan,” ungkapnya.

Adapun untuk SMP swasta, kata dia, sebagian besar daya tampungnya juga belum terpenuhi. Namun ada beberapa sekolah yang sudah terpenuhi kuota siswanya.

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close