BIMATA.ID, Surabaya – Secara mengejutkan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kota Surabaya menyodorkan nama Azrul Ananda untuk maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020.
Azrul dianggap pantas untuk mendampingi Machfud Arifin sebagai bakal calon (Balon) Wali Kota Surabaya. Salah satu alasan Partai Nasdem menyodorkan Presiden klub sepak bola Persebaya ini karena representasi kelompok milenial.
“Kami yakin, Azrul bisa meraih pasar millenial, apalagi 57 persen pemilih Surabaya adalah kelompok usia milenial,” tutur Ketua DPD Partai Nasdem Kota Surabaya, Robert Simangunsong, Sabtu (25/7/2020).
Dari awal memang tidak mengherankan, apabila anak kandung Dahlan Iskan ini direkomendasikan untuk mendampingi Machfud. Dua orang yang diklaim telah mendukung Machfud, yaitu mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo dan Dahlan Iskan.
Namun, Azrul memilih untuk tidak mengkhianati tanggung jawab di klub berjuluk Bajol Ijo tersebut. Pilihan ini pula yang membuat Azrul tidak maju Pilkada Kota Surabaya 2020.
Sementara pentolan Bonek (sebutan suporter Persebaya), Erik Wicaksono sempat mengingatkan Azrul terkait janji yang pernah diucapkan di awal untuk tidak terjun ke dunia politik. Ketika itu, Azrul pernah berjanji untuk tidak terjun ke dunia politik selama menjabat sebagai Presiden Persebaya.
“Kami masih menanti bukti dan janji Aza (panggilan Azrul Ananda) untuk tidak masuk ke dunia politik saat memegang Persebaya,” imbuh Erik, Senin (27/7/2020).
Melalui blog pribadi, Azrul memastikan tidak akan terjun ke dunia politik dan mengaku secara pribadi akan mendukung Machfud Arifin sebagai calon Wali Kota Surabaya.
“Bahwa saya tidak punya ambisi sama sekali di dunia politik. Saya tidak ingin jadi Wali Kota atau yang lain,” pungkas Azrul.
Direktur Utama PT DBL Indonesia ini bersyukur hidup dalam kecukupan, sehingga bisa fokus ke passion pribadi, yakni anak muda dan olahraga.
“Saya ingin fokus berkarya di dunia itu. Dan saya merasa punya talenta untuk berkarya di dua dunia itu dalam skala yang besar,” lanjut Azrul.
“Kalau saya menyatakan maju jadi Wali Kota atau jabatan politik lain, maka itu berarti saya mengingkari diri sendiri. Itu berarti saya mengkhianati semua tanggung jawab saya, termasuk Persebaya,” tegas Azrul.
[MBN]