BIMATA.ID, JAKARTA- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja menerbitkan sejumlah Peraturan Gubernur (Pergub) terkait rancangan kota berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Dalam Pergub No 15 Tahun 2020, Anies menunjuk MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan TOD.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyebut, dari Pergub 15 tersebut lantas terbit aturan pendukungnya dalam 3 Pergub lain. Dikatakan, masing-masing Pergub No 55, Pergub No 56, dan Pergub 57 merupakan panduan rancang kota untuk 3 kawasan TOD.
“Sudah diumumkan, sudah diresmikan untuk 3 kawasan yang pertama,” kata William di Jakarta, Kamis (2/7/20).
Adapun 3 kawasan TOD tersebut adalah Blok M-ASEAN, Fatmawati, dan Lebak Bulus. Kawasan tersebut bakal dikembangkan MRT Jakarta melalui anak usaha baru yang akan dibentuk.
Selain 3 TOD yang sudah diteken Anies, dia menjelaskan bakal ada tambahan 2 TOD lain yakni TOD Dukuh Atas dan Istora Senayan. Hanya saja, 2 TOD tersebut masih dalam pembahasan dan belum resmi diputuskan
“Kita tunggu yaitu TOD Dukuh Atas, dan TOD Istora Senayan. Jadi sedang berproses. Kita tunggu dan berharap segera final,” urainya
Dia menjelaskan alasan pengembangan TOD ini dilatarbelakangi adanya peningkatan aktivitas warga akibat adanya MRT Jakarta. Karena itu, perlu adanya hunian vertikal yang terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi.
“Sehingga cara kita membangun itu bangun vertikal. Membangun ke atas. Kalau kita lihat sekarang kepadatan bangunan di kawasan-kawasan Stasiun MRT belum padat. Kalau anda ke tempat-tempat seperti Singapura, Tokyo, Hong Kong, London, itu semua stasiun-stasiun metro pasti kepadatan bangunan hunian tinggi. Itu konsep TOD,” paparnya.
Dengan konsep TOD maka fasilitas sebuah kawasan semakin terintegrasi dan lengkap, dari sisi pasar properti akan berdampak besar bagi properti di kawasan TOD yang dikembangkan. TOD merupakan konsep pengembangan yang berorientasi pada kawasan komersial hingga hunian yang menempel atau dekat dengan stasiun transportasi massal.
