BIMATA.ID, JAKARTA- Sektor perumahan dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi akibat dampak negatif covid-19. Pasalnya dampak netto peningkatan nilai tambah sektor perumahan sebesar satu persen akan meningkatkan nilai tambah produk domestik bruto secara kumulatif sebesar 9,53 persen pada akhir tahun kelima.
Presiden Direktur Centre for Banking Crisis Achmad Deni Daruri mengatakan covid-19 menciptakan krisis ekonomi karena aktivitas ekonomi dipaksa untuk berhenti. Namun demikian muncul aktivitas ekonomi yang tidak bisa dihentikan oleh covid-19 seperti aktivitas bekerja dari rumah.
“Untuk itu perlu dibangun rumah-rumah baru agar masyarakat bukan saja mampu memiliki rumah tetapi juga dapat bekerja dari rumah,” ujar Deni di Jakarta, Senin, 29 Juni 2020.
Menurut Deni, untuk mengoptimalkan sektor perumahan, sisi penawaran harus diefektifkan dan diefisienkan secara optimal. Caranya adalah dengan meningkatkan skala ekonomis dan skala skope dari bank-bank yang mampu menyalurkan dana bagi sektor perumahan nasional.
“BTN merupakan satu-satunya bank yang memiliki skala ekonomi dan skope dalam memberikan pembiayaan sektor perumahan karena bisnis utamanya sangat fokus pada pembiayaan perumahan. Dalam konteks ekonomis of skope memang tidak terlalu dominan, namun bank-bank lainnya juga tidak ada yang memilikinya,” jelasnya.
Dia mencontohkan jika dana FLPP difokuskan hanya kepada BTN, maka efisiensi per unit rumah yang dibangun juga akan semakin murah ketimbang fasiltas ini juga diberikan kepada bank-bank lainnya. Pasalnya BTN memiliki keahlian dalam menyalurkan dana pembangunan rumah dibandingkan bank-bank lainnya.
“Bagi pemerintah target pembangunan satu juta rumah juga dipastikan akan berjalan dengan baik karena BTN adalah bank yang memiliki spesialisasi dalam pembangunan perumahan,” ungkap Deni.
Untuk mencapai target itu selain memberikan seluruh fasilitas FLPP kepada BTN, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada variabel penentu Nilai Tambah Perumahan yang juga merupakan upaya paling efektif untuk meningkatkan nilai tambah sektor perumahan hingga lima tahun ke depan.
Deni memaparkan berdasarkan penelitian yang pernah dilakukannya, dampak netto peningkatan nilai tambah sektor perumahan sebesar satu persen akan meningkatkan nilai tambah produk domestik bruto secara kumulatif sebesar 9,53 persen pada akhir tahun kelima. Dengan demikian sektor perumahan adalah sektor yang sangat strategis untuk membuat perekonomian Indonesia pulih.
“Dampak peningkatan nilai tambah pada sektor perumahan terhadap sektor pertanian, industri, listrik dan gas kota juga positif hingga lima tahun kedepan. Sehingga program pembangunan perumahan sangat cocok untuk membantu petani yang terpukul oleh krisis covid-19 seperti petani tanaman pangan,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, dampak peningkatan nilai tambah pada sektor perumahan terhadap sektor komunikasi, perbankan, dan sektor keuangan non bank juga positif hingga lima tahun kedepan. Dengan demikian sangat sulit dicari sektor yang sangat strategis seperti perumahan. Apalagi dampak peningkatan nilai tambah pada sektor perumahan terhadap pengeluaran konsumsi juga positif hingga lima tahun kedepan.
“Sektor konsumsi adalah motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga jika sektor konsumsi kembali cepat pulih, maka perekonomian Indonesia juga dengan sendirinya akan cepat pulih,” jelas Deni.