BIMATA.ID, Jakarta- Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengkritik pemerintah yang terus menyalahkan virus corona sebagai biang kerok anjloknya perekonomian Indonesia. Padahal menurutnya, pelemahan perekonomian Indonesia sudah terlihat sejak 1,5 tahun lalu. Dia menilai hal itu disebabkan kesalahan tata kelola pemerintahan.
“Pemerintah hari ini menyalahkan data-data negatif hanya karena corona. Itu tidak benar, itu penyesatan. Mereka aji mumpung ada corona, semua disalahkan corona,” kata Rizal Ramli dalam acara webinar Bravos Radio Indonesia, Senin (29/6).
1. Stabilnya rupiah karena pencetakan dolar, bukan karena kinerja pemerintah RI
Rizal lalu mengatakan stabilnya rupiah saat ini bukan disebabkan kinerja pemerintah, melainkan dampak dari luar berupa pencetakan dolar dalam jumlah besar yang kemudian mengakibatkan dolar menurun.
“Stimulus terakhir mereka US$2 triliun. Akhirnya mata uang dolar terhadap mata uang negara lain anjlok,” katanya.
Faktor kedua menguatnya rupiah, menurutnya, adalah karena ditopang oleh pinjaman. Rizal menyebut hal ini sebagai stabilitas semu belaka.
“Makin lama, pinjaman makin besar, kedua bunga semakin tinggi. Jadi sebetulnya ekonomi kita kalau seperti petinju sudah kelimpungan karena terlalu banyak utang,” katanya.
2. Gagal bayar perusahaan pemerintah yang buat tekor
Eks Menteri Keuangan ini juga menyinggung banyaknya kasus gagal bayar dari perusahaan pemerintah seperti perusahaan asuransi dan lainnya. Tidak tanggung-tanggung, ia menyebut jumlahnya mencapai Rp400-500 triliun.
“(Ibarat) petinju sudah goyang kebanyakan utang, cuma didoping pinjaman luar negeri, tapi ada jab gagal bayar Rp400-500 triliun, tidak aneh ini akhirnya terjadi krisis hari ini,” kata Rizal.
3. Perekonomian baru bisa membaik 1,5 tahun lagi
Berbagai faktor tersebut, diyakini Rizal, akan membuat perekonomian Indonesia lamban bangkit. Dia memprediksi kebangkitan perekonomian Indonesia baru akan terjadi 1-1,5 tahun lagi.
“Pertanyaannya, orang bisnis kuat gak? Kebanyakan tidak, paling mampu bertahan 2 bulan lagi. Golongan pekerja pegawai, mampu gak bertahan 1-1,5 tahun? Bisa-bisa tidak,” ujarnya.
Editor : FID