BIMATA.ID, Jakarta- Bantuan Sosial Tunai (BST) yang dilakukan di berbagai daerah dengan diperuntukkan masyarakat yang kurang mampu atau miskin, masih belum tepat pada sasaran.
Hal itu dikemukakan Ummi Kultsum, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kubu Raya saat diwawancara wartawan Koran Metro Indonesia Online, Minggu (14/6/2020) kemarin di Pondok Pesantren Islamic Boarding School Al-Mansur.
Ummi Kultsum yang juga menjabat Ketua Yayasan Boarding School Al-Mansur berharap dalam bantuan pada tahap-tahap berikutnya, untuk lebih teliti lagi dalam pendataan masyarakat penerima bantuan dari Pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten.
“Melihat kenyataannya dalam pemberian BST kepada masyarakat masih belum tepat sasaran, namun hal itu banyak kemungkinannya dikarenakan data-data yang dimiliki masih ada yang tak terdata. Bantuan dari Pemerintah ini sangat penting dan berarti bagi masyarakat penerima, jadi sangat disesalkan kalau pembagiannya belum tepat sasaran,” papar Ummi Kultsum yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra Kabupaten Kubu Raya.
“Saya yakin kalau masyarakat sekarang ini sudah pintar dan cerdas perihal dalam pembagian bantuan sosial atau bansos, apalagi bantuannya beragam sesuai dengan peruntukkannya, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bansos Sembako, BST dan lain sebagainya,” tegas Ummi Kultsum.
Dalam wawancara itu, selain tentang bansos, Ummi Kultsum menjawab pertanyaan wartawan seputar Pondok Pesantren yang dibawahi YBS Al-Mansur. Perlu diketahui, Yayasan Boarding School Al-Mansur berlokasi di Jalan K.H. Abdurrahman Wahid RT. 04/RW.04 Desa Kuala Dua Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat (Kalbar).
“Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, terutama yang beragama Islam, di Pondok Pesantren kami selain memperdalam dua bahasa Internasional yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Arab dan membuat para santri mahir berbahasa keduanya itu, bagi yang benar-benar kurang mampu untuk mengikuti pendidikan, Yayasan BS Al-Mansur menggratiskan, terutama bagi anak-anak yatim piatu,” ujar Ummi Kultsum.
Lebih lanjut ditambahkannya, bahwa untuk lebih profesionalitas di Pondok Pesantrennya, didatangkan guru bahasa Inggris dan Arab langsung dari Luar Negeri. “Dengan membuka 2 program bahasa tersebut, pengajar yang kami datangkan dari luar negeri, memang fokus mengajarkan bahasa Inggris. Sedang bahasa Arab, pengajar dari sejumlah Pondok Pesantren di sejumlah wilayah di pulau Jawa,” pungkas Ummi Kultsum.
Editor : FID
Sumber MetroIndonesia.com