BIMATA.ID, Jakarta- Mantan Wakil Ketua DPR RI yang juga kini merupakan Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah, mengatakan, setidaknya masih ada 3 masalah dalam kabinet Jokowi-Ma’ruf hari ini. Yang pertama, Fahri menyebut ada masalah di dapur.
“Problemnya ada di dapur menurut saya. Apa sih dapur? Dapur itu adalah orang yang paling dekat dengan Presiden. Saya mengindentifikasi dapur paling tidak itu adalah Mensesneg, Menseskab, dan KSP,” kata Fahri dalam webinar dengan tema “siapa yang layak direshuffle”, Kamis (25/6/2020).
“Dapur kalau bekerja dengan baik, pasti akan harum, apalagi kalau dicicipi, pasti akan akan mengeluarkan kebijakan oke. Apalagi ini periode kedua,” lanjut dia.
Kemudian, masih kata Fahri, ada di tingkatkan operator. Yakni, yang dimaksudnya adalah para Menko-Menko yang ada dijajaran kabinet Jokowi.
Dia pun memberi kritik kepada Menko PMK Muhadjir Effendy yang terkesan mengkoordinir menteri di bawahnya, padahal sekarang adalah di mana dirinya menjadi Panglima di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Tapi, nampak paling tidak aktif. Padahal, dalam keadaan dia harus paling aktif,” ungkap Fahri.
Selain itu, masih kata dia, dirinya mengkritik Menko Polhukam Mahfud Md yang kini menjadi pendiam.
“Menteri-menteri yang seharusnya banyak ngomong itu pendiam. Menteri Pendidikan itu saja sekarang jadi pendiam, Menkesnya saja sudah kabur. Dan kemarin itu kita masih agak segar, karena ada Pak Mahfud yang suka ngomong. Sekarang Pak Mahfud jadi sudah pendiam sepertinya. Satu lagi Menko Maritim yang ambil alih hampir semua isu dan hampir semua pekerjaan,” tutur Fahri.
Dan ketiga, masih kata dia, ada di sektor penasehat. Di mana, dipandangnya penasehat ini adalah sosok Wakil Presiden Ma’ruf Amin, jarang diajak berkomunikasi.
“Seharusnya Presiden aktifkan Kiai Haji Ma’ruf Amin. Ini yang sebenarnya hari-hari itu bikin Presiden tenang, supaya ambil keputusan yang tenang. Dan termasuk juga supaya memilih teman-temwan yang disepakati dengan DPR yamg tidak kontroversial,” jelas Fahri.
Meskipun demikian, soal reshuffle kabinet, semuanya diserahkan ke Jokowi.
Editor : FID
Sumber Merdeka.com