BIMATA.ID, Semarang – Angka kehamilan di Kabupaten Semarang diperkirakan meningkat hingga 15 persen penyebabnya yakni pelayanan KB sempat terhenti karena akseptor tidak mendapatkan layanan selama masa pandemi Covid-19.
Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, kenaikan tersebut dikarenakan ada beberapa layanan KB yang pemasangannya membutuhkan bantuan petugas.
“Kalau untuk KB jenis pil atau kondom bisa dilakukan secara mandiri. Tapi kalau spiral, susuk, dan suntik itu harus dilakukan oleh petugas,” jelasnya di Puskesmas Bringin usai acara peringatan Hari Keluarga Nasional, Senin (29/6/2020).
Mundjirin mengatakan, petugas akan mengintensifkan pelayanan KB ke masyarakat setelah pandemi corona berakhir.
Termasuk juga menyediakan layanan mobil keliling yang dibeli seharga Rp 1 miliar.
Mobil tersebut, kata dia, akan menjangkau daerah yang sulit dengan pola jemput bola.
“Antusias atau minat keikutsertaan KB sebenarnya cukup baik, tapi karena ada pandemi jadi sempat berkurang. Tapi saat ini belum ada pendataan karena layanan baru dimulai. Nanti datanya akan kelihatan setelah mulai pemeriksaan,” paparnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang Romlah menyampaikan dalam setahun kelahiran di Kabupaten Semarang sekitar 15.000.
“Karena ini baru semester pertama, jadi kenaikan 15 persen tersebut dari sekira 7.500 kelahiran,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Semarang Bintang Narsasi menegaskan akan mengerahkan seluruh kadernya untuk melakukan sosialisasi penggalakan KB kembali.
“Kemarin itu kumpul-kumpul sempat terhenti sehingga kader menyambangi ibu hamil dari rumah ke rumah untuk melakukan pendampingan. Sekarang akan kita intensifkan kembali sosialisasi KB,” ungkapnya.
Sumber : KOMPAS