BIMATA.ID, JAKARTA- Kementerian Koperasi Usaha Kecil Menengah menyebutkan, ditahun 2018 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mampu menyerap 117,73 juta orang atau 97,02 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. Selain itu, keberadaan UMKM juga turut memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Dimana tercatat memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60,34 persen.
Namun, Keberadaan UMKM yang sangat besar ini, ternyata belum diimbangi dengan akses pembiayaan dari perbankan. Data Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, sebanyak 70 persen dari total hampir 60 juta unit UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.
Akses pembiayaan terkait UMKM sejak lama telah menjadi problem. Kementerian BUMN telah mengambil langkah melalui Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia nomor per-02/mbu/04/2020 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor per-09/mbu/07/2015 tentang program kemitraan dan program bina lingkungan badan usaha milik negara. Salah satu yang diatur di dalamnya adalah tentang Program Kemitraan. Suatu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.
Salah satu BUMN yang telah merealisasikan Program Kemitraan adalah PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero). BUMN yang bergerak dalam bisnis lembaga kliring penjaminan dan penyelesaian transaksi di perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas serta sebagai Pusat Registrasi Resi gudang ini, juga telah mengalokasikan dana CSR nya untuk Program Kemitraan dengan menjadikan beberapa UMKM menjadi mitra binaan, serta kegiatan Bina Lingkungan.
Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia/KBI (Persero), mengatakan, sebagai BUMN tentu sudah menjadi tanggung jawabnya untuk turut mendukung pengembangan masyarakat khususnya UMKM. Sejalan dengan itu, KBI juga telah mengalokasikan dana CSR yang dalam implementasinya terbagi untuk program kemitraan serta bina lingkungan.
”Harapan kami tentunya apa yang telah dilakukan KBI dalam berbagai program kemitraan ini, mampu mendorong perkembangan ekonomi masyarakat, serta menjalankan peran BUMN sebagai agen pembangunan dibidang ekonomi,” kata Fajar Wibhiyadi, Jumat (26/6).
Sepanjang tahun 2019, Program Kemitraan yang dilakukan PT KBI telah merealisasikan dana lebih dari Rp6 miliar untuk 127 mitra bInaan yang berasal dari sektor perikanan dan pertanian. Sedangkan untuk tahun 2020, direncanakan ada peningkatan mitra binaan menjadi 220 mitra.Salah satu mitra binaan KBI adalah petani rumput laut yang berada di Desa Maccini Baji, Kecamatan Mappakasunggu, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Mitra binaan yang bergerak dalam komoditi rumput laut ini, mendapatkan dana program kemitraan. Mitra binaan yang mendapatkan dana kemitraan KBI di tahun 2019 ini, sebelum mendapat pembiayaan mitra binaan memiliki 500 bentangan dengan hasil panen sekitar 3.500 kg rumput laut kering.
Setelah dapat pembiayaan hasil panen meningkat menjadi 5.450 kg rumput laut kering, dikarenakan bertambahnya bentangan menjadi 780 bentangan. Satu bentangan sendiri sama dengan 25 meter yang menghasilkan 70 kg rumput laut basah. Setelah dikeringkan menyusut menjadi 7 kg rumput laut kering.
”Program kemitraan yang dilakukan KBI salah satunya yaitu pinjaman dengan pola Jaminan Resi Gudang. Sistem pembiayaan perdagangan sangat diperlukan bagi dunia usaha untuk menjamin kelancaran usahanya. Terutama bagi usaha kecil dan menengah. Termasuk petani yang umumnya menghadapi masalah pembiayaan karena keterbatasan akses dan jaminan kredit. Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang,” terang Fajar.
Program kemitraan dengan pola Jaminan Resi Gudang yang dilakukan KBI yaitu pinjaman dengan Jaminan Resi Gudang, diberikan kepada mitra binaan baik itu perorangan, kelompok tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), atau koperasi. Lama pinjaman berdasarkan masa berlaku Resi Gudang yang dijaminkan. Dengan Program ini para petani diharapkan dapat terhindar dari rentenir dan tengkulak.
Fajar WIbhiyadi menambahkan, ke depan KBI akan terus meningkatkan jumlah mitra binaan dan serta sektor usahanya. Kalau 2019 ada disektor perikanan dan pertanian, ke depan beberapa sektor lain juga akan turut dikembangkan.
”Ini semua karena peran kami sebagai BUMN tidak hanya mengejar keuntungan. Namun lebih dari itu adalah bagaimana KBI bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tegas Fajar.