BIMATA.ID, JAKARTA- Lahan di Kabupaten Subang diyakini cocok untuk pembudidayaan tembakau. Ke depan, daerah di sebelah utara Jabar ini diproyeksikan menjadi sentra tembakau.
Sejumlah upaya dilakukan untuk merealisasikan program tersebut. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang Djaja Rochadamaja menyebutkan, kini pihaknya melaksanakan panen perdana komoditas tembakau di Dusun Pasir Malang, Desa Cimeuhmal, Kecamatan Tanjungsiang.
“Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama antara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia DPD Jabar dengan Pemerintahan Kabupaten Subang. Dan atas kesepakatan berbagai pihak kegiatan ini dilaksanakan di Pasir Malang yang bertujuan agar Subang memiliki sentra tembakau,” kata Djaja ke Tim inilahkoran.com, Kamis (18/6/2020).
hingga saat ini Kabupaten Subang hanya dikenal sebagai penghasil bahan baku tembakau. Sedangkan, pengolahannya ada di Kabupaten Sumedang. Berdasarkan hal itu, para petani di Subang kurang mendapatkan nilai tambah dan kegiatan ini menjadi momentum yang berharga bagi para petani.
Tanaman tembakau jika dibudidaya di dataran rendah semakin bagus dari sisi kualitas. Namun, jika dibudidaya di dataran tinggi maka semakin bagus dari sisi kuantitas baik tembakau putih maupun tembakau merah.
“Diharapkan, ke depannya Kabupaten Subang dapat menjadi sentra pemasok tembakau untuk pabrik-pabril rokok,” ujarnya.
Di Subang terdapat 5 lokasi tanah darat sebagai tahap awal uji coba. Yakni, Dusun Pasir Malang seluas 2,3 hektare, di Dusun Cupunagara sebesar 9 hektare, Dusun Gandasoli seluas 300 tumbak, Dusun Panyosogan 200 tumbak, dan Dusun Sukakerti Cisalak 400 tumbak.
Pada tahap lanjutan, lahan perkebunan tembakau itu akan diperluas ke lokasi areal persawahan. Lokasi tersebut berada di empat lokasi yaitu Dusun Gandasoli seluas1 hektare, Dusun Serangpanjang 2 hektare, Dusun Panyosogan 2 hektare, Dusun Sukakerti 1 hektare, dan Dusun Cijalupang 1 hektare.
“Program budidaya tembakau ini bertujuan untuk pemanfaatan tanah bekas sawah yang sulit dalam pengairan dan tidak mengganggu tanaman lainnya atau tanah yang tidak dikelola karena tembakau memerlukan air akan tetapi tidak banyak,” sebutnya.
Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia DPD Jabar Suryana mengatakan lahan di daerah itu sempat dijadikan areal survey perusahaan Sampoerna.
“Hasilnya, dari seluruh kecamatan di Subang ini hanya ada dua kecamatan yang tidak cocok untuk budidaya tembakau yaitu Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Ciater,” ucap Suryana.
Sementara, Bupati Subang Ruhimat mendukung rencana tersebut. Orang nomor satu di Subang itu menyampaikan kegembiraan atas kegiatan panen perdana tembakau di Dusun Pasir Malang walaupun dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19.
Dia mengimbau para kelompok tani tembakau agar terus mengembangkan ilmunya dalam rangka meningkatkan produksi tembakau yang saat ini memiliki prospek yang baik dan dapat menguntungkan untuk para pengelola atau pembudi daya.
Ruhimat pun menginstruksikan kepada perangkat daerah yang membidangi perkebunan untuk dapat mengembangkan komoditi tembakau agar dapat bersaing dengan daerah lain. Selanjutnya, diharapkan ada fasilitasi lingkungan industri tembakau di mana hasil tembakau selanjutnya dapat diolah dan dikemas sendiri.
“Tembakau ini bukan hanya untuk dijadikan rokok namun dengan kerja sama berbagai pihak bisa dibuat produk-produk turunannya seperti insektisida fungisida herbisida dan obat-obatan lainnya,” kata Ruhimat.
Dia menambahkan, para PPL dan pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia diharapkan bisa bersinergi serta melakukan kerja sama dengan berbagai pihak agar pengembangan tembakau tersebut sukses.
Pada kesempatan tersebut, dia pun memberikan benih tembakau untuk uji multi lokasi tahap kedua kepada Kelompok Tani Kiara 3, Kelompok Tani Kiara 2, Kelompok Tani Lembah Barokah, Kelompok Tani Mekar Mandiri, dan Kelompok Tani Sugih Mukti.