BIMATA.ID, Jakarta – Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhammad Hasbi mengungkapkan, sebanyak 40 persen orang tua siswa PAUD kesulitan membayar uang sekolah selama pandemi covid-19.
“Sebanyak 40 persen orang tua siswa PAUD mengaku tidak mampu membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) selama pandemi,” kata Hasbi dalam Konferensi video, ‘Webinar Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah’, Senin, 11/5/2020.
Temuan itu muncul setelah pihaknya melakukan survei terhadap 10.601 lembaga PAUD di 514 kabupaten seluruh Indonesia. Selanjutnya ada pula orang tua siswa yang hanya mampu membayar separuh kewajiban SPP.
“Kemudian 39 persen mengatakan orang tua membayar SPP sebagian, dan hanya 21 persen membayar SPP secara penuh,” lanjutnya.
Hasbi menyebut kejadian ini tak lepas dari turut terganggunya kondisi ekonomi orang tua siswa akibat pandemi covid-19. Pada masa sulit ini orang tua siswa juga kesulitan membayar biaya pendidikan.
“Dari hasil survei bahkan 35 persen orang tua ada yang tidak menerima gaji dan 28 persen gajinya sudah dipotong setengah,” ujar Hasbi.
Namun tetap saja, kata Hasbi, hal ini akan mempengaruhi operasional dan kegiatan di PAUD. PAUD tentu harus tetap mengeluarkan biaya operasional sekolah hingga menggaji guru selama pandemi.
Guna menanggulangi permasalahan ini pihaknya telah mempersilahkan dana BOP PAUD agar digunakan untuk menggaji atau membayar honor guru. Namun sayangnya masih ditemui beberapa kendala.
“Penyaluran BOP PAUD tahap ini baru dimulai bulan April dan masih berada di Rekening Kas Umum Daerah sampai saat ini. Menunggu disalurkan ke rekening satuan pendidikan masing-masing,” terang dia.
Sumber : Medcom