Menteri Edhy Prabowo: Tolong Jangan Ada PHK di Sektor Perikanan
BIMATA.ID, Jakarta- Imbas pandemi Covid-19 menjalar ke semua sektor dan mengancam kelangsungan bisnis perusahaan, tidak terkecuali perikanan. Lantaran itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta para pengusaha perikanan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Tolong jangan ada PHK,” kata politis Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews.com, Rabu (8/4/2020).
Permintaan itu disampaikan Edhy kepada para pelaku usaha perikanan di Pelabuhan Perikanan samudera Nizam Zachman, Jakarta Utara. Tak lupa, Edhy meminta para pekerja, seperti anak buah kapal (ABK) tetap menggunakan masker dan rajin cuci tangan agar terhindar dari virus Sars Cov-II.
KKP tidak hanya bicara untuk tidak melakukan PHK, tapi mengusahakan hasil perikanan tangkap dan budidaya para pengusaha itu dapat diserap pasar. “Sehingga nelayan, pembudidaya dan pelaku usaha tak rugi dan produksi tetap berjalan. Pihaknya juga sudah mempermudah izin sektor perikanan tangkap menjadi lebih cepat dan efisien melakui aplikasi SILAT,” tuturnya.
SILAT merupakan aplikasi daring untuk mengajukan surat izin usaha perdagangan (SIUP), surat izin penangkapan ikan (SIPI), dan surat izin kapal pengangkut ikan (SIKPI). “Kemudahan izin sudah kami beri, ada aplikasi SILAT. Apa lagi yang bisa membantu proses produksi lebih maksimal? Kami siap bantu asal itu tidak menyalahi aturan,” terang Edhy.
Salah satu pengusaha di Pelabuhan itu, James, berjanji tidak akan mem-PHK karyawannya. Ia malah bercerita hasil tangkapan cenderung naik selama pandemi Covid-19. “PHK tidak karena tetap berproduksi. Cuma khawatirnya ada lockdown,” ucapnya.
Kepala Pelabuhan Nizam Zachman, Rahmat Irawan mengungkapkan setiap harinya ada sekitar 27 kapal yang bongkar muat. Hasil tangkapannya biasanya cakalang, tongkol, tuna, cumi-cumi, dan jenis ikan demersal. “Nilai tangkapan hari itu diperkirakan mencapai Rp12 miliar,” terangnya kemarin.
Sambung Ia menjelaskan, peningkatan itu diduga karena kapal-kapal mulai kembali ke pelabuhan untuk memenuhi kebutuhan ramadhan dan isi cold storage perusahaannya. Sebelum pandemi Covid-19, ekspor ikan cukup tinggi sehingga menyebabkan penurunan stok.
Itu artinya hasil tangkapan masih terserap dengan baik oleh pasar. “Ini membuat harga terjaga. Setidaknya ada margin keuntungan yang didapat,” pungkas Rahmat.
Editor : FID
Sindonews.com