BIMATA.ID, Jakarta- Kabar mengejutkan datang dari Sulawesi Selatan. Seorang polisi diketahui menembak istrinya dan seorang anggota TNI. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (14/5) sekitar pukul 20.00 Wita.
Saat ini pihak TNI dengan Kapolda setempat sudah melakukan pemeriksaan. Serta koordinasi untuk meredam terjadinya konflik. Berikut ulasannya.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes Ibrahim Topo saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Terkait insiden penembakan terhadap istri sendiri dan salah seorang anggota TNI.
“Kejadiannya benar, jam 8 malam kemarin,” ujar Ibrahim.
Sayangnya, belum ada penjelasan secara rinci terkait insiden tersebut demi membatasi isu yang rentan tersebar di telinga masyarakat. Namun pihak Polri dan TNI sudah berkoordinasi untuk mencegah terjadinya konflik.
“Kita agak membatasi informasinya. Apalagi terkait dengan motifnya, modusnya. Masalahnya, masalah kepekaan ini kita jaga. Karena rentan sekali isu-isu begini,” papar Ibrahim.
Saat ini pelaku penembakan, seorang polisi tersebut masih menjalani pemeriksaan. Guna mengetahui motif menembak istri sendiri dan anggota TNI, yang tidak disebutkan namanya.
“Anggotanya sudah diamanin di provost,” ucap Ibrahim.
Beruntunglah kedua korban penembakan tersebut bisa selamat dan sudah menjalani perawatan medis.
“Semuanya selamat, mudah-mudahan mereka bisa sembuh lah. Dalam perawatan di rumah sakit semua,” kata Ibrahim.
Guna meredam insiden penembakan menjadi isu yang berkembang, pihak TNI sudah melakukan koordinasi secara baik-baik. Pertemuan bersama Pangdam, Kapolda, dan Kapolres untuk tetap menjaga solidaritas TNI dan Polisi.
“Pihak TNI dengan kita sudah koordinasi, baik Pangdam dengan Pak Kapolda sudah berkoordinasi untuk meredam situasinya juga Pak Kapolres sama Pak Dandim,” kata Ibrahim.
Konflik antara abdi negara TNI dengan Polisi pernah terjadi sebelumnya di Tapanuli Utara, tepatnya di Jalinsum Desa Salangkitang, Pahae Jae.
Keributan antara Danki A Yonif 123/RW Kapten Inf Ridwan dengan Kapolsek Pahae Jae AKP Ramot Soala Gogo Nababan, Kamis (27/2).
Berawal saat Ridwan melintas di daerah kemacetan, usai bertugas dari tugas dari Mako Yonif 123/RJW di Tapanuli Selatan. Adanya kecelakaan tunggal yang menganggu lalu lintas, Ridwan berencana mengambil jalan pintas.
“Anggota kita ini kelihatannya buru-buru mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahpahaman yang berefek pada kejadian ini,” ucap Mayjen Sabrar.
Sempat bersitegang antara Ramot dan Ridwan. Kapolsek Pahae Jae, Ramot mengaku sudah ditampar oleh Ridwan. Warga sekitar yang tahu ikut mengamuk.
Ridwan segera diamankan oleh Personel Koramil 25/Pahae dari amukan masa. Akhirnya Ramot dan Ridwan dimediasi oleh Babinsa Ramil 25/Pahae Jae.
Panglima Kodam I Bukit Barisan, Mayjen Sabrar Fadhilah segera memeriksa setiap personel yang terlibat dalam insiden tersebut. Dia juga akan bertindak tegas pada anggota yang bersalah.
“Nantinya akan berkelanjutan pada proses hukum yang tepat, tentunya berdasarkan pemeriksaan,” kata Sabrar menegaskan.
Setelah melalui mediasi dan jalur damai dilakukan terhadap pihak-pihak terkait, untuk saling meminta maaf.
“Alhamdulillah sudah selesai. Yang melakukan sudah bertemu dengan yang dianiaya dan sudah meminta maaf,” tambahnya.
Kapolda Sumut Martuani telah menugaskan Kabid Propam Polda Sumut untuk melihat lokasi kejadian. Sedangkan Pangdam I Bukit Barisan memerintahkan Komandan Pomdam dan Assintel ke sana. Dia berharap sesama abdi negara, meski beda seragam tetap sama-sama NKRI demi merajut solidaritas.
“Mudah-mudahan ke depan kita bisa merajut soliditas TNI Polri. Baju yang kita kenakan ini hanya warnanya saja yang berbeda karena sebenarnya kita NKRI,” tutupnya.
Editor : FID
Merdeka.com