BIMATA.ID, JAWA BARAT — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Jawa Barat (Jabar) Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ir. Prasetyawati, menilai hingga saat ini masih kekurangan sumber daya manusia untuk khusus bertugas dalam penanggulangan penyebaran Covid-19 ini.
Hal itu dia sampaikan menyikapi masalah kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan physical maupun social distancing dan himbauan pemerintah, terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.
Untuk menjaga stamina para petugas medis, tidak mungkin mereka harus bertugas selama 24 jam. Untuk yang bertugas dilapangan seperti jalan raya, tenaga ASN dari Dishub masih terbatas. Sehingga masih kekurangan tenaga untuk melakukan check point di setiap ruas jalan raya.
“SDM rata-rata kekurangan. Walhasil, tidak bisa 24 jam dijaga total dengan kekuatan penuh. Tenaga ASN di Dishub, kota maupun kabupaten jumlahnya terbatas. Dengan demikian, jumlah personel yang ikut bertugas di setiap checkpoint masih kurang ideal,” Kata Tokoh Perempuan Gerindra Jawa Barat ini, Prasetyawati Minggu 31 Mei 2020
Sehingga dengan minimnya SDM untuk kebutuhan di lapangan, menurut Prasetyawati, memang tidak dimungkinkan checkpoint dilakukan full 24 jam. Tidak mungkin juga mereka para petugas harus bertugas selama 24 jam, karena ini terkait dengan stamina dan ketahan tubuh para petugas sendiri.
“Petugas juga butuh istirahat. Butuh stamina prima dalam bertugas. Jangan sampai sakit saat pulang tugas. Untungnya logistic untuk mereka masih terpenuhi,” ujarnya.
Sementara itu pembatasan arus lalu lintas masyarakat yang menggunakan kendaraan di jalanan, juga hasil pantauannya masih menunjukan upaya yang kurang seimbang.
Penyekatan yang dilakukan terhadap arus lalu lintas yang menuju jabar dan menuju DKI Jakarta, masih belum balance. Disatu sisi sudah ketat, tapi disisi lain arus lalu lintas masih longgar.
“Padahal kalau mau menekan penularan Covid-19 secara ketat, maka check point yang ketat mutlak dilakukan,” tandasnya.
Selain masalah minimnya tenaga lapangan, hal krusial saat ini untuk mencegah penyebaran Covid-19, yakni masalah kesadaran masyarakat untuk tidak terlalu banyak bepergian apabila tidak ada hal yang sangat penting dan mendesak.
Hal ini juga menurut Prasetyawati, sangat penting. Mengingat kesadaran tersebut bisa menjadi bentuk solidaritas kepada sesama ataupun kepada tenaga medis yang sedang berjuang melawan Covid-19 di zona merah.
“Ini sangat penting, guna mempercepat pemulihan keadaan. Untuk mencegah penularan virus secara lebih luas, butuh kesadaran dan kerjasama semua pihak,” katanya.
Pemerintah Daerah Provinsi Jabar juga sudah mengeluarkan larangan mudik dan piknik bagi masyarakat. Kemudian juga memberlakukan prosedur tetap kesehatan di terminal, bandara, dan stasiun, untuk memastikan pemudik tidak terpapar Covid-19.
Juga desa-desa di Jabar memperketat pengawasan mobilitas warga yang masuk daerahnya. Dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Tanggap Covid-19, aparatur desa mendata pemudik yang berasal dari zona merah dan memintanya untuk isolasi diri selama 14 hari.
“Beragam upaya tersebut dilakukan Pemda Provinsi Jabar agar penyebaran Covid-19 tidak meluas. Ini memang bukan hanya tugas pemerintah semata. butuh kerjasama dan kesadaran semua pihak dan lapisan masyarakat,” pungkasnya
Rilis/Usman