Bimata

Selama Pandemi Covid-19 dan PSBB, Usaha Tani Padi dan Hortikultura di Jakarta Tetap Berjalan

BIMATA.ID, JAKARTA- Pandemi Covid-19 serta diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejumlah petani di wilayah DKI Jakarta ternyata mampu melakukan penanaman padi di areal persawahan yang masih tersisa di antara gedung-gedung bertingkat.

Petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Kandang Besar tetap melakukan usaha tani, baik budi daya padi atau pun hortikultura di Cakung, Jakarta Timur.

Menurut Ketua Poktan Kandang Besar Wahono di Jakarta, Sabtu (9/5/2020), semangat dan kegigihan mereka tetap menanam padi di tengah kondisi pandemik karena keinginan untuk membantu dalam melawan Covid-19.

“Usaha yang dapat kami lakukan adalah dengan terus menanam padi untuk membantu menjaga stok pangan masyarakat,” katanya.

PSBB yang diterapkan oleh Gubernur Jakarta mengharuskan sebagian besar warga untuk beraktivitas dari rumah, namun pengecualian bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian yang mengharuskan tetap beraktivitas di lahan-lahan untuk melakukan budi daya tanaman demi menjaga ketersediaan stok pangan masyarakat.

“Selain untuk memenuhi stok pangan masyarakat, kegiatan petani yang tetap berlangsung ini juga disebabkan karena kebutuhan keluarga mereka sendiri,” katanya.

Poktan Kandang Besar Ujung Menteng, Cakung Jakarta Timur, memiliki lahan garapan sawah yang berada di tengah-tengah perumahan padat penduduk sekitar 8 hektare. Petani penggarapnya sebagian merupakan warga pendatang dari daerah Pantura Jawa Barat.

Kepala BPTP Jakarta Arifin Rivaie mengatakan pada musim tanam kali ini pihaknya mengenalkan varietas Padi Inpari 32 dan Inpari Nutrizinc di Poktan Kandang Besar.

“Inpari 32 merupakan varietas turunan dari Ciherang dan memiliki keunggulan yakni potensi hasil mencapai 8,42 ton/hektare Gabah Kering Giling dan memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri, tahan blas dan agak tahan tungro,” katanya.

Inpari Nutrizinc merupakan padi dengan kandungan Zinc yang cukup tinggi, lanjutnya, yakni sebesar 34,51 ppm sementara varietas lain seperti Ciherang hanya berkisar 24.06 ppm.

Beberapa pekan yang lalu telah dilakukan kegiatan pindah tanam bibit padi varietas Inpari 32, kemudian pada 3 Mei 2020 juga dilaksanakan pindah tanam padi varietas Inpari Nutrizinc.

Menurut Wahono, harapannya pada tiga bulan ke depan, bibit-bibit padi yang ditanam tersebut dapat memproduksi hasil panen sesuai dengan potensinya yaitu inpari 32 inpari sekitar 8,42 ton/hektare dan Nutrizinc mencapai 9,98 ton/hektare.

Wilayah Jakarta saat ini memiliki lahan garapan sawah yang semakin sedikit, sehingga dengan konsistensi petani menanam maka usaha tani padi di Jakarta akan terus ada dan berjalan.

“Mungkin bertani padi di provinsi lain yang sawahnya masih luas adalah hal biasa, namun menjadi luar biasa jika dilakukan di Kota Metropolitan Jakarta,” katanya.

 

 

Sumber :beritasatu.com

Editor :ZBP

Exit mobile version