BeritaEkonomiEnergiNasionalPerkebunan

Ekspor Cangkang Sawit Indonesia ke Jepang Makin Bergairah

BIMATA.ID, JAKARTA- Meskipun pergerakan ekonomi beberapa sektor terganggu akibat pandemi Covid-19, ekspor cangkang kelapa sawit (palm kernel shell/PKS) ke pasar Jepang justru berpotensi meningkat.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, “Meskipun pemerintah memberlakukan kondisi darurat akibat pandemi Covid-19 di seluruh wilayah di Indonesia sejak 7 April 2020, Kemendag terus mendorong berbagai potensi produk ekspor, seperti komoditas palm kernel shell ke Jepang yang tercatat relatif stabil dan bahkan berpotensi meningkat.”

Salah satu produsen dan eksportir Indonesia, yakni PT International Green Energy, telah mengirimkan komoditas cangkang sawit sebanyak 10 ribu MT melalui pelabuhan Tanjung Buton Riau pada 28 April 2020 lalu. Pengiriman cangkang sawit tersebut telah tiba di pelabuhan Kochi, Jepang pada 8 Mei 2020.

Dijelaskan Plt Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kasan, pembelian cangkang sawit asal Indonesia ini dilakukan oleh perusahaan Jepang, yaitu Erex Co. Ltd. Kesepakatan pembelian dilakukan pada Januari 2020 lalu di Jepang dan direncanakan akan berlangsung selama 15 tahun dengan volume ekspor 120 ribu MT/tahun.

Kasan juga mengatakan, “Kesepakatan ini merupakan salah satu hasil misi dagang yang difasilitasi Kemendag saat Trade Expo Indonesia pada tahun lalu. Selain itu, mulai 2020 akan diekspor perdana palm kernel shell oleh PT International Green Energy dengan mitra lainnya yaitu Tokyo Sangyo Co. Ltd dan pengapalan yang direncanakan akan mulai dilakukan pada bulan Juni—Juli 2020. Kerja sama ini juga akan berlangsung hingga tahun 2030.”

Atase Perdagangan (Atdag) RI di Tokyo, Arief Wibisono, menuturkan bahwa Jepang merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan penggunaan sumber energi terbarukan, termasuk energi biomassa.

Berdasarkan data Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, kebutuhan akan energi listrik di Jepang hingga 2030 sebagian besar akan disuplai dari batu bara sebesar 26 persen dan energi terbarukan sebesar 22—24 persen. Dari nilai tersebut, energi terbarukan tercatat mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebesar 10,3 persen dari seluruh pasokan energi nasional Jepang dibandingkan tahun 2016.

“Produk biomassa ini akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Jepang dengan skema Feed-in Tariff. Mengingat kebutuhan akan energi yang besar dan terus meningkat di Jepang, Indonesia akan secara kontinyu mengekspor produk ini ke Jepang,” ungkap Arief.

Atdag Tokyo bersama Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Osaka tidak hanya aktif membawa potential buyers pada TEI 2019 dan berpartisipasi dalam pameran International Biomass Expo 2020 di Tokyo Februari lalu, tetapi juga akan terus aktif mempromosikan dan melakukan kampanye produk turunan kelapa sawit secara virtual di Jepang di tengah kondisi sulit akibat Covid-19.

Pada 2019, ekspor kelapa sawit Indonesia dan produk turunannya ke Jepang bernilai US$142,8 juta dengan tren pertumbuhan sebesar 27,4 persen per tahun selama 5 tahun terakhir. Pada periode tersebut, ekspor cangkang kelapa sawit Indonesia ke Jepang juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 13,6 persen (YoY) dengan nilai ekonomi mencapai US$766,9 ribu.

“Dengan hasil kinerja ekspor yang positif tersebut, diharapkan produk biomassa dan sawit Indonesia makin dapat diterima di pasar Jepang. Indonesia harus dapat memanfaatkan peluang pasar yang ada dan memainkan peran utama dalam transformasi masa depan energi dunia menuju bahan bakar nabati terbarukan,” ujar Agus.

 

 

Sumber :wartaekonomi.co.id

Editor :ZBP

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close