BeritaInternasional

Vietnam Punya ATM Beras Gratis untuk Bantu Warga Selama Corona

BIMATA.ID, Jakarta- Pengusaha dan donatur di Vietnam menyediakan ATM beras gratis untuk warga yang tidak mampu membeli makan selama wabah virus Corona.

Vietnam telah memberlakukan lockdown dan pembatasan sosial yang secara efektif mennutup banyak bisnis kecil dan ribuan orang kehilangan pekerjaan, meski Vietnam hanya memiliki 265 kasus virus Corona tanpa kematian hingga Ahad, angka yang sangat rendah dibanding negara lain di seluruh dunia.

Pengusaha dan donatur telah membuat mesin ATM yang mengeluarkan beras gratis di beberapa kota di Vietnam untuk membantu mereka yang kehilangan penghasilan selama krisis.

Dikutip dari CNN, 14 April 2020, di Hanoi, beras yang disimpan di dalam tangki air besar dituangkan ke dalam kantong penduduk dari pukul 8 pagi hingga 5 sore setiap hari, menurut kantor berita pemerintah VNA.

Mereka yang mengantre diharuskan berdiri terpisah satu sama lain dan mereka harus menggunakan pembersih tangan sebelum menerima beras mereka, menurut surat kabar lokal Hanoi Times.

Di pusat kota Hue, ATM beras yang terletak di sebuah perguruan tinggi menyediakan 2 kilogram beras gratis untuk penduduk setempat.

Di Kota Ho Chi Minh, ATM beras membagikan beras setiap hari selama 24 jam. Dan di Da Nang, dua ATM beras akan didirikan minggu depan, menurut VNA.

Tuan Anh adalah direktur perusahaan kunci elektronik di distrik Tan Phu, Kota Ho Chi Minh. Tuan Anh punya ide “ATM Beras” setelah melihat orang-orang berdesakan mengantre kebutuhan pokok dan melihat kesusahan warga selama lockdown.

Tuan Anh segera memanfaatkan peralatan yang tersedia di gudang perusahaannya dan memanfaatkan pengalaman yang dia kumpulkan, menurut Vietnam Times. Dengan asisten tiga staf teknis, pria berusia 35 tahun itu menyelesaikan dispenser beras pertamanya dalam satu hari.

“Ini sangat mendesak, kami tidak punya waktu untuk membuatnya khusus, jadi saya melepas motor di salah satu mesin penguji kunci di perusahaan kami dan mengubahnya menjadi dispenser beras ini”, kata Tuan mengatakan kepada VnExpress.

Mesinnya cukup sederhana. Ini termasuk sistem pembagian beras otomatis, kamera, dan tombol yang dikendalikan oleh aplikasi telepon, dan biaya pembuatan VND sekitar US$ 425 atau Rp 6,6 juta. Ketika seseorang di depan kamera menekan tombol, katup otomatis terbuka, sekitar 1,5 kg beras dari tangki mengalir ke bawah pipa.

Tuan Anh mempekerjakan tiga karyawan yang secara bergantian mengawasi kamera dan akan menekan tombol “off” pada aplikasi telepon jika mereka mengidentifikasi siapa saja yang ingin mengambil beras dua kali sehari. “Saya hanya ingin memastikan seseorang mendapatkan proporsi yang cukup untuk hari itu dan masih ada cukup untuk orang lain,” kata Tuan.

Dia juga memasang beberapa kamera pengawas untuk menjaga keamanan, menandai setiap tempat berdiri pada jarak yang aman yang memenuhi aturan jarak sosial. Selain itu, pembersih tangan ditempatkan tepat di sebelah dispenser sehingga setiap orang dapat mencuci tangan sebelum menggunakan mesin.

Awalnya, perusahaan Tuan Anh bermaksud mengirimkan sekitar 500 kg beras setiap hari, tetapi menjadi satu ton pada hari pertama. Banyak individu dan organisasi telah menyumbangkan puluhan hingga ratusan kg untuk proyek bermanfaat Tuan Anh. Beberapa bahkan mengendarai truk mereka dengan berton-ton beras ke tempat itu.

Karyawan yang memantau ATM beras menolak berkomentar, tetapi Anh mengatakan kepada media pemerintah bahwa ia ingin orang-orang merasa masih memiliki akses ke makanan dan sumber daya, meskipun kesulitan ekonomi saat ini.

“Saya menyebut mesin ini sebagai ‘ATM beras’ karena orang dapat menarik beras dari sana, meyakinkan bahwa masih ada orang baik di luar sana yang ingin memberi mereka kesempatan kedua,” katanya kepada Reuters.

Sementara banyak orang di komunis tersebut mengandalkan jaring pengamanan sosial, dan pemerintah telah memperkenalkan paket stimulus yang dirancang untuk membantu masyarakat yang paling rentan, beberapa orang yang hidup di pinggiran, seperti Ly dan keluarganya, belum menerima cukup dukungan.

“Saya membaca tentang ATM beras ini di internet. Saya datang untuk memeriksanya, dan tidak percaya itu benar-benar keluar. Saya sangat berharap para sponsor akan terus melakukan ini sampai akhir pandemi,” kata Ly, menambahkan bahwa masalah terbesar keluarganya sekarang membayar sewa mereka selama krisis virus Corona.

Editor : FID

Tempo

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close