Ramadhan Di Tengah Pandemi Covid-19, Sekjen Gerindra Ajak Masyarakat Lebih Dekat Dengan Tuhan
BIMATA.ID, Jakarta – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Ramadhan 1441 H menjadi Ramadhan yang berbeda dari tahun sebelumnya.
Hal itu disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19) yang mengakibatkan pelarangan ibadah tarawih di masjid serta pelarangan buka puasa bersama hingga pelarangan mudik ke kampung halaman.
“Kita sebentar lagi akan menghadapi bulan Ramadhan bulan puasa. Ini adalah puasa dalam sejarah kita, kita menghadapi pandemi yang sampai sekarang kita belum tahu ujung dan akhir dari pandemi Covid-19 ini,” kata Muzani, dikutip dari jawapos[dot]com, Rabu (22/4/2020).
Dengan begitu, Muzani meminta masyarakat untuk dapat memetik hikmah dari semua musibah yang saat ini sedang terjadi.
“Pandemi Covid-19 atau virus corona ini adalah sebuah musibah yang tentu saja datang dari Allah dan tentu saja Allah menurunkan penyakit ini pasti ada obatnya,” ujar Muzani.
Kemudian Wakil Ketua MPR RI ini juga mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan saling tolong menolong terhadap sesama terutama dalam keadaan pandemi seperti ini.
“Di dalam bulan puasa diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua untuk meningkatkan amal soleh, ibadah, dan sedekah bagi pribadi-pribadi kita,” lanjut Muzani.
Muzani meyakini bahwa Ramadhan dapat meningkatkan daya tahan tubuh personal dan ketahanan sosial. Imun personal dan imun sosial tersebut dapat dijadikan kekuatan dan obat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Oleh karenanya, Muzani kembali mengajak masyarakat untuk menjadikan Ramadhan sebagai kesempatan dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Mungkin ujian ini sebagai tanda bahwa selama ini kita jauh dari Tuhan, jauh dari kepentingan kita sesama manusia dan jauh dari kepentingan alam,” tutur Muzani.
Pejuang Politik Partai Gerindra ini berpesan, agar masyarakat tidak mengeluh dengan keadaan seperti ini, karena di setiap permasalahan pasti ada penyelesaian.
“Dan tidak boleh ada keputusasaan, tidak boleh ada ketidaksabaran, apalagi saling menyalahkan. Kita memiliki kekuatan dan kita memiliki kebersamaan dalam menghadapi musibah ini,” ucap Muzani.
[MBN]