Bimata

Pandemi Covid-19, Missy Derlen : Pemerintah Lupa Jati dirinya

BIMATA.ID, Jakarta- Kasus virus corona yang kian merebak dengan jumlah korban jiwa yang cukup besar di Indonesia berdampak besar pula terhadap pekerjaan dan perekonomian masyarakat, Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Organisani Masyarakat (Ormas) Rajawali Nusantara Bersatu (RNB) Missy Derlen.

Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pendataan perusahaan dan pekerja atau buruh yang terkena dampak wabah Covid-19, terdapat 11.104 perusahaan dan 88.835 pekerja/buruh. Data Disnakertrans DKI Jakarta merinci dari 9.096 perusahaan dengan 72.770 merumahkan pekerja/buruh dan 2.008 perusahaan dengan 16.065 melakukan PHK pekerja atau buruh.

Dengan Fenomena pandemi virus Covid-19 yang telah banyak memakan korban jiwa dengan total jumlah kasus positif virus corona di Indonesia sampai pukul 15.40 WIB, Rabu, 8 April 2020, telah sebanyak 2.956 pasien.

Sehubungan bertambahnya Korban Jiwa dan Korban PHK yang masif, perlu ada cara penerapan yang sejalan dari pemerintah untuk mencegah meluasnya Virus Covid-19 ini.

Sebagai tokoh pemuda Maluku dan Ketua Umum Ormas Rajawali Nusantara Bersatu Missy Derlen meminta pemerintah untuk mengambil kebijakan pencegahan virus Covid-19 ini berdasarkan Jati Diri bangsa Indonesia yaitu Negara yang berlandaskan ketuhanan yang maha esa.

“Sampai detik ini kebijakan yang di ambil pemerintah tidak sedikitpun melibatkan atau menyinggung unsur ketuhanan YME di dalam melakukan pencegahan terhadap virus Covid-19 yang mengancam keselamatan rakyat indonesia.” Tegasnya

Missy melanjutkan bahwa virus Covid-19 ini tidak akan berakhir di bumi pertiwi apabila pemerintah tidak mengingat jati dirinya sebagai negara yang berlandaskan Ketuhanan YME, dan mengajak rakyat Indonesia selalu berdoa agar terhindar dari penyebaran virus Covid-19 ini. Tutupnya

 

 

Exit mobile version