Lewat Google Play, Pelacak COVID-19 Buatan Google Akan Disebar
BIMATA.ID, Tech- Raksasa teknologi Google bersama Apple sedang mengembangkan system pelacak Covid-19. Dan dipastikan system ini akan disebarkan melalui Google Play Services.
Dikutip dari The Verge, Selasa (14/4/2020) cara distribusi ini dilakukan untuk memastikan lebih banyak ponsel Android yang menerima update. Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel dengan Android Marshmallow 6.0 ke atas.
Sebelum Google mengkonfirmasi hal ini, banyak yang bertanya–tanya bagaimana cara mereka untuk mendistribusikannya. Pasalnya jika digulirkan menggunakan update sistem operasi penuh pasti akan terganjal penundaan dari pihak vendor dan operator.
Dengan memanfaatkan Google Play Services, maka update ini bisa langsung diluncurkan di banyak ponsel Android sekaligus dalam waktu bersamaan.
Google mengatakan sistem update ini akan dilakukan untuk dua fase dari kerangka sistem contact tracing. Fase pertama adalah peluncuran application programming interface (API) awal yang direncanakan pada bulan Mei mendatang.
Sedangkan fase selanjutnya adalah menerapkan API ini ke dalam sistem operasi. Belum diketahui kapan fase kedua ini akan digulirkan, tapi Google dan Apple mengatakan update ini akan datang dalam beberapa bulan kemudian.
Tapi Google masih harus menghadapi masalah dari ponsel Android yang tidak mendukung Google Play Services seperti ponsel Android di China dan ponsel Huawei yang dijual setelah dijatuhkannya blacklist dari pemerintah AS.
Untuk ponsel–ponsel tersebut, Google berniat menerbitkan kerangka yang bisa digunakan perusahaan–perusahaan tersebut untuk meniru sistem contact tracing yang dikembangkan oleh Google dan Apple. Setelah itu, semuanya bergantung pada Huawei dan vendor asal China lainnya untuk menggunakan sistem tersebut atau tidak.
Sistem pelacakan penyebaran virus corona ini pertama kali diumumkan Google dan Apple pada akhir pekan lalu. Sistem ini memanfaatkan sambungan Bluetooth Low Energy (BLE) untuk melakukan contact tracing.
API sistem ini akan diperkenalkan di Android dan iOS pada pertengahan Mei mendatang dan kemudian datanya bisa diimplementasikan ke dalam aplikasi milik badan kesehatan masyarakat masing–masing di setiap negara.
(detik)
Editor: Dony