BIMATA.ID, JAKARTA- Wabah corona yang berpotensi menganggu perekonomian nasional, membuat banyak investor menarik diri dari Indonesia. Termasuk dari sektor properti.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan Nasional (Apernas) Jaya Andre Bangsawan bahwa karena serangan wabah corona, banyak investor baik dari dalam negeri maupun asing, yang mengundurkan diri dari sejumlah proyek.
“Ada beberapa investor, terutama asing, yang kabur padahal sudah ada penandatanganan kerja sama. Ini kan kita yang susah, padahal proyeknya tinggal jalan,” ungkapnya.
Hal ini, menurutnya lantaran para investor memilih untuk menyelamatkan dananya dari ketidakpastian ekonomi. Apalagi pada awal bulan lalu pemerintah belum menentukan langkah tegas terkait dengan penanganan corona.
“Harapannya mereka bisa kembali lagi nanti ketika kondisi sudah kembali normal semua. Kami juga inginnya membuat gerakan untuk meyelamatkan sektor properti dari dampak wabah ini, tapi tetap semuanya harus atas persetujuan pemerintah kan,” ungkapnya.
Senada, Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus mengatakan bahwa dengan adanya wabah virus, mau tidak mau investor akan mencari pengamanan dengan menarik seluruh dana yang diinvestasikan.
Namun, dengan langkah-langkah yang sudah dijalankan pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri, harapannya bisa menjadi sentimen positif. Sehingga kepercayaan investor baik asing maupun lokal untuk menanamkan modalnya ke pasar termasuk pasar properti bisa kembali membaik.
“Di Wuhan sendiri saja baru percaya diri bakal bangkit tiga bulan lagi, atau Juni mendatang, padahal mereka terpapar wabah sudah dari Januari. Kita yang bergantung juga dengan industri mereka, mungkin perlu waktu lebih lama untuk pulih,” jelasnya.
Adapun, kaburnya para investor ini dinilai sebagai aksi jangka pendek. Harapannya, apabila wabah ini sduah bisa tertangani, investor bisa segera kembali masuk dan menanamkan modalnya ke pasar properti Indonesia.
“Karena sebetulnya sudah banyak yang percaya diri masuk Indonesia dengan beragam keringanan yang sudah satu per satu diberikan pemerintah. Tapi dengan wabah ini mereka [investor] pasti menunda dulu,” ujarnya.
Menanggapi tentang berapa banyak potensi kerugian yang akan terjadi akibat serangan wabah corona, baik Andre dan Alvin menyebut belum bisa memperkirakan. Alvin mengatakan, potensi kerugian ini baru bisa dilihat justru ketika kondisi sudah kembali atau melalui lembaga yang bersangkutan.
Sumber :ekonoi.bisnis.com
Editor :ZBP