BIMATA.ID, JAKARTA- Saat ini petani sedang memasuki masa panen raya padi. Meski ada ancaman curah hujan yang cukup tinggi menjelang masa tuai, namun petani tetap bisa menghasilkan gabah yang cukup bagus. Bahkan, pekan kedua April ini, tercatat setiap setengah hektare sawah di mampu menghasilkan gabah sekitar tiga ton.
“Di saat situasi sulit seperti ini karena virus korona, petani di Kecamatan Arjasa bisa melakukan panen padi tanpa menggunakan pupuk bersubsidi,” ungkap Jumantoro, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Jember, saat berada di areal persawahan di Dusun Sumberjati, Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Rabu (8/4).
Rupanya, kegiatan panen padi ini yang juga menjadi ajang bertemunya para petani tersebut dimanfaatkan oleh HKTI dengan melakukan sosialisasi bahaya korona (Covid-19). Menggandeng Kelompok Tani Karya Tani, puluhan petani yang sedang berada di sawah mengikuti sosialisasi tersebut.
“Mumpung petani lagi ngumpul di sini bersama Muspika Kecamatan Arjasa, jadi kami sekaligus membagikan masker dan hand sanitizer, serta sosialisasi penanganan Covid-19 kepada petani,” tutur Jumantoro. Diharapkan, para petani tidak takut pergi ke sawah akibat ancaman virus tersebut.
Kendati begitu, mereka tetap diminta menjaga jarak aman, serta memakai masker ketika ke sawah. Selepas pulang, juga disarankan selalu mencuci tangan.
Sementara itu, Sumiati, salah seorang petani di dusun setempat, merasa takut terhadap wabah itu sehingga mulai jarang ke sawah. “Virus ini membuat saya enggan ke sawah. Apalagi, kabarnya virus ini mematikan. Tapi usai mengikuti sosialisasidan mengetahui cara pencegahannya, saya tidak merasa takut lagi meski harus tetap waspada,” katanya.
Sumber :radarjember.jawapos.com
Editor :ZBP