BIMATA.ID, JAKARTA- Indonesia memiliki angka rasio elektrifikasi perdesaan mencapai 99,48% atau meningkat signifikan 84% dari 2014. Kendati begitu, masih ada 433 desa di Indonesia yang belum teraliri listrik.
Secara terperinci, 433 desa tersebut terbagi di daerah Papua terdapat 325 desa, Papua Barat sebanyak 102 desa, Nusa Tenggara Timur sebanyak 5 desa, dan Maluku 1 desa.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy merekomendasikan pemenuhan kebutuhan listrik dengan memanfaatkan energi alternatif yang disesuaikan dengan ketersediaan kebutuhan anggaran dan karakteristik desa, baik sumber daya manusia (SDM), geografis, dan ketersediaan sumber energi.
“Kementerian/lembaga terkait termasuk ESDM, PLN, Kemendes PDTT, serta mitra pembangunan swasta juga harus bersinergi memaksimalkan upaya pemanfaatan energi alternatif untuk listrik yang tepat berdasarkan karakteristik,” ujarnya.
Dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo mengarahkan agar PLN ke depan berani mengalihkan pembangkit listriknya tidak hanya mengandalkan batu bara, tetapi juga Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti hydro power, bio thermal, ataupun bio massa sebagai alternatif pengembangan listrik.
“Memang lebih mahal sedikit tapi sesuai dengan arah ke depan kita agar EBT bisa termanfaatkan dengan baik. Saya kira target kita untuk pemanfaatkan EBT akan bisa terlampaui,” katanya.
Di samping itu, Presiden menilai perlu dilakukan identifikasi secara jelas desa-desa yang belum teraliri listrik. Desa mana saja yang dekat dengan desa berlistrik kemudian jarak rumah antarpenduduk juga penting untuk didata sehingga pemerintah dapat menentukan pendekatan strategi teknologi yang tepat.
“Ini penting apakah dengan extensi jaringan listrik ataukah pembangunan minigrade, seperti micro hydro, PLTD, ataupun distribusi tabung listrik yang dilengkapi stasiun pengisian NGST,” jelasnya.
Sumber :ekonomi.bisnis.com
Editor :ZBP