BeritaEkonomiProperti

Harta Duo Hartono Grup Djarum Lenyap US$ 12,43 Miliar

BIMATA.ID, JAKARTA- Taipan Budi Hartono dan Michael Hartono Pemilik Grup Djarum paling merana selama adanya kriris korona di Tanah Air. Sebab, harta keduanya lenyap paling banyak dibandingkan kolega sesama taipan yang masuk dalam catatan Bloomberg.

Dalam data https://www.bloomberg.com/billionaires/ pada 3 April 2020 kekayaan Budi Hartono  hilang US$ 6,33 miliar dan hanya tinggal US$ 10,8 miliar year to date (ytd). Sedangkan saudaranya Michael Hartono juga kehilangan harta US$ 6,1 miliar atau tinggal US$ 9,8 miliar.

Asal tahu saja, Hartono bersaudara merupakan pemilik Grup Djarum berawal perusaahaan rokok, namun kini Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.

Di lini bisnis perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI), Grup Djarum memiliki PT Hartono Plantation Indonesia. Selain itu, mereka juga mengembangkan bisnis elektronik melalui Polytron. Grup Djarum berencana fokus memproduksi televisi, kulkas, AC dan telepon seluler (ponsel).

Grup Djarum juga memiliki bisnis properti dan perhotelan. Proyeknya antara lain mal Daan Mogot, WTC Mangga Dua, Grand Indonesia dan perumahan Resinda di Karawang, Jawa Barat. Meskipun lini bisnis utama tak melantai di bursa, setidaknya terdapat dua perusahaan Grup Djarum yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Generasi Ketiga Djarum Grup dan Disrupsi Digital Victor Rachmat Hartono, Martin Basuki Hartono dan Armand Wahyudi Hartono merupakan tiga sosok yang paling kerap disoroti. Victor merupakan putra sulung Budi Hartono yang kini menjabat sebagai Direktur Operasi PT Djarum. Selain itu, dirinya juga menduduki posisi Presiden Direktur program taggung jawab Djarum Grup, yakni Djarum Foundation.

Sementara itu, Martin memegang bisnis sektor digital lewat perusahaan modal ventura PT GDP Venture yang fokus mendanai perusahaan rintisan alias startup. Adapun Armand saat ini menjabat Wakil Presiden Direktur BCA berdampingan dengan Jahja Setiaatmadja yang memegang peran sebagai Presiden Direktur.

Kini, Djarum Grup telah berada di bawah kendali generasi ketiga. Bisa dikatakan, generasi ketiga Djarum Grup memiliki tantagan yang berbeda dengan para pendahulunya.

Saat ini pun, kerajaan bisnis Djarum harus bisa lincah dalam menghadapi disrupsi teknologi. Keberadaan GDP Venture bisa jadi merupakan salah satu upaya Djarum Grup untuk bisa terus mengembangkan bisnisnya di era disrupsi digital ini.

Dari laman resminya, GDP Ventures mendanai beberapa perusahaan rintisan seperti Kaskus, Mindtalk, Blibli.com, Cumi, Garasi.id, Gojek, Infokost.id, Tiket.com, Tinkerlust, Bobotoh.id, Bolalob, Beritagar.id, IDN Media, Dailysocial.id, Endeus, Historia, Kurio, Kumparan, Kicir, Opini.id, Womantalk.com, dan perusahaan rintisan yang menawarkan jasa solusi lainnya.

Teranyar, dikutip dari CB Insight, GDP venture terlibat dalam pendanaan seri A startup fotografer profesional SweetEscape bersama dengan konsorsium. Besaran dana segar yang disuntikkan mencapai 6 juta dollar AS per Juli 2019 lalu.

 

Sumber :investasi.kontan.co.id

Editor :ZBP

Tags

Tulisan terkait

Bimata
Close