BIMATA.ID, JAKARTA- Jumlah hotel di Indonesia yang menutup sementara operasionalnya karena tak lagi memiliki pengunjung semakin bertambah. Berdasarkan keterangan dari Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Rainier H Daulay, saat ini sudah 826 hotel terpaksa menutup operasionalnya.
Jumlah tersebut bertambah dari data Rabu (1/4) kemarin yakni 698 hotel. Sehingga penambahannya sebanyak 128 hotel.
“Sementara sampai hari ini di Bali 56 hotel yang hotel besar. Seluruh Indonesia per hari ini yang menutup sudah 826 hotel. Namanya ya karena dampak corona ini, setiap hari juga bertambah,” ungkap Rainier.
Menurutnya, hotel di Jakarta lah yang paling parah terkena dampak corona ini. Statusnya sebagai zona merah menyebabkan kunjungan ke hotel di Jakarta menurun drastis.
“Prediksi bilang di Bali paling parah nggak juga. Tapi seluruh Indonesia. corona ini penyakit yang ada di seluruh dunia. Masuk ke Indonesia, karena Bali pusat destinasi wisata, itu duluan yang terdengar. Padahal jumlahnya lebih banyak Jakarta,” jelas Rainier.
Sebelumnya, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, penurunan okupansi yang drastis dan berlangsung sangat cepat menyebabkan 698 hotel di seluruh Indonesia menutup sementara operasionalnya.
“Ada 698 hotel sudah tutup, itu di seluruh Indonesia,” ungkap Hariyadi.
Dihubungi secara terpisah, Sekjen PHRI Maulana Yusran menuturkan, saat ini tingkat okupansi hotel di Indonesia sudah di bawah 9%. Karena tipisnya jumlah pengunjung, akhirnya ratusan hotel terpaksa menutup operasionalnya untuk sementara.
“Mereka punya banyak pertimbangan mana yang lebih baik, apakah menutup atau tetap buka. Karena mereka juga punya subsidi operasional di dalam itu,” jelas Maulana.
Sumber :Finance.detik.com
Editor :ZBP